menurut data kekerasan seksual pada anak yang dimiliki Kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Republik Indonesia (KemenPPPA), tahun 2022 setidaknya terdapat 797 jumlah kasus kekerasan seksual anak  yang korbannya adalah anak-anak. Dan lebih dari 56,5% kasus, pelaku yaitu kerabat dekat korban.Â
Dengan adanya  fakta tersebut diperlukan kesadaran  bersama untuk mengawasi dan melakukan tindakan untuk menyelamatkan korban kekerasan seksual  dalam hal ini adalah anak-anak harus benar benar harus diawasi secara khusus. 3) Hukum Tanpa Efek Jera, Penegakan hukum yang tidak efektif dan tidak memberikan efek jera bagi pelaku kekerasan seksual pada anak, bahkan banyak kasus pelecehan dan kekerasan seksual baik umum maupun pada anak-anak khususnya, sering kali proses hukumnya tak ada kejelasan.
Hal ini, membuat kasus-kasus tidak asusila terkesan di pandang sebelah mata. penyebab kekerasan seksual pada anak tidak ada habisnya.Â
Kasus penyebab kekerasan seksual anak harus mendapat perhatian yang sangat serius dari berbagai lingkup, mulai dari keluarga yang dapat melindungi hingga penegakan hukum yang memberikan efek jera terhadap pelaku kekerasan seksual. Ada beberapa bentuk kekerasan dengan berbagai bentuknya dan salah satu diantaranya adalah kejahatan perkosaan.Â
Faktor Ekonomi, Kondisi perekonomian juga dapat merupakan satu sebab seseorang melakukan kejahatan kesusilaan atau perkosaan. Keadaan ekonomi yang sulit akan membawa orang kepada pendidikan yang rendah dan pada tahap selanjutnya membawa dampak kepada baik atau tidak baiknya pekerjaan yang diperoleh.
Begitu besar dampak dari kekerasan seksual anak. Sehingga bisa berdampak pada fisik anak, dampak pada psikologis anak, dampak sosial anak.Â
Terkadang kala anak yang menjadi korban tidak mau untuk bercerita tentang apa yang terjadi dia sehingga ini merupakan salah satu faktor yang menghambat sulitnya anggota pelaku sementara seksual pada anak usia dini. Orang tua juga harus menumbuhkan sikap sebagai dengan anak sehingga tidak ada yang dirahasiakan tantang apa yang dilakukan anak ataupun teman dengan siapa saja.
Sebagai orang tua kita awasi selalu anak namun tidak mengganggu privasi anak agar anak juga nyaman dengan kita dan bisa menganggap kita sebagai teman agar  anak  bisa bercerita bebas apapun dengan kita. Kita harus membuat diri kita sebagai tempat ternyaman untuk bercerita sebagai teman cerita anak.Â
Betapa pentingnya anak bisa bebas bercerita kepada kita karena jika ada terjadi sesuatu anak bisa percaya dan berani bercerita kepada kita dan bisa menghindari kejadian atau hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu ayo kita bekerja sama melawan bersama kekerasan seksual pada anak. Untuk para orang tua, jagalah anak dari orang yang tidak dikenal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H