Saat ini dunia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dari segala macam aspek akibat adanya globalisasi yang memunculkan era baru yaitu era digitalisasi. Dalam era digitalisasi yang melanda dunia saat ini, Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran penting dalam menjaga semangat bela negara. Digitalisasi sendiri merujuk pada transformasi menggunakan teknologi digital untuk mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk komunikasi, bisnis, dan pemerintahan.
Perkembangan internet dan media sosial telah mengubah cara orang berinteraksi dan mengakses informasi, namun juga membawa sejumlah isu kontemporer yang perlu dihadapi dengan bijak. Di antara isu-isu yang muncul, isu hate speech dan penyebaran hoaks menjadi perhatian khusus dalam ranah digital di Indonesia. Teknologi memberikan banyak kesempatan untuk semua orang termasuk Warga Negara Indonesia (WNI) untuk mengungkapkan pendapat di banyak saluran. Salah satu saluran yang paling mudah diakses adalah media sosial.
Sosial media tidak hanya menjadi tempat berinteraksi namun juga tempat berbagi informasi dan berita. Dampak yang ditimbulkan secara positif dari perkembangan sosial media memang cukup banyak, namun ternyata ini memunculkan adanya dampak baru di masyarakat yaitu adiksi berlebih terhadap sosial media. Adiksi terhadap media sosial dapat berdampak kepada kesehatan fisik maupun mental seseorang. Ini sangat mengancam terhadap kesiapsiagaan bela negara. Kesiapsiagaan Bela Negara sendiri didefinisikan sebagai kondisi Warga Negara yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Jika seseorang tidak mampu mengatur waktu dalam menggunakan sosial media, dikhawatirkan dapat menjadi hambatan dalam pencapaian kesiapsiagaan bela negara ini.
ASN diharapkan mampu menjunjung tinggi nilai-nilai dasar bela negara sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), yang meliputi cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan kemampuan awal Bela Negara.
Dalam menghadapi era digitalisasi, ASN dapat mengimplementasikan nilai-nilai bela negara ini dengan berbagai cara. Misalnya, dengan meningkatkan literasi digital untuk memahami dan mengelola risiko yang ada dalam dunia digital. Selain itu, ASN juga dapat menjadi agen perubahan dalam menanggapi penyebaran informasi palsu (hoaks) dengan mengedepankan kejujuran dan integritas dalam menyebarkan informasi. ASN dapat secara proaktif mengambil langkah-langkah dalam melindungi data pribadi dan informasi sensitif, serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung pembangunan infrastruktur digital yang aman dan andal bagi negara, serta menjaga kesehatan fisik dan psikis dalam mendukung kesiapsiagaan bela negara.
Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya semangat bela negara di era digital harus senantiasa ditingkatkan. ASN, sebagai pilar utama dalam pemerintahan, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kepentingan negara dari berbagai ancaman yang muncul dalam revolusi digital ini. Dengan memegang teguh nilai-nilai bela negara, ASN dapat berperan sebagai garda terdepan dalam upaya bela negara mencapai kemajuan dan keamanan nasional di era digitalisasi yang semakin kompleks ini.
