Aku berbisik kepada musim kemarau yang belum pulang.
Bahwa debu dan kerikil masih bertahan untuk mengusik perihal sunyi.
Di bawah cakrawala yang membara, bayangan kau semakin tampak.
Sebab, keheningan ini menghantarkan pemantik rindu.
Terkadang jelmaan rindu ini hanya meruncingkan bibirku dikala sendu.
Maka, aku ingin gemericik deras menepis banyangan kau.
Akan kah kau menyematkan rindu untuk ku?
-fap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!