Resepsi puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama akan segera berlangsung di Stadion Delta, Sidoarjo, Jawa Timur. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) turut memeriahkan Harlah Satu Abad NU dengan gelar konferensi nasional di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA), (06/02/2023).Â
Acara yang dimulai pukul 14.00 WIB ini diikuti oleh seluruh kader pimpinan cabang dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, konferensi nasional ini juga dilangsungkan secara hybird melalui zoom dan live streaming YouTube TV9NU.
Setelah menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya dan mars ISNU, Dr. H. Fatkul Anam, M.Si., Rektor UNUSIDA menyambut para hadirin. "Alhamdulillah, Selamat dan sukses Nahdlatul Ulama yang telah memasuki usia satu abad," ungkapnya. Beliau juga menyebutkan bahwa salah satu program studi di UNUSIDA baru saja mendapatkan akreditasi unggul. Hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri dan hadiah yang istimewa menjelang momen Satu Abad NU.
Berikutnya sambutan kedua disampaikan oleh Ketua PW ISNU Jawa Timur, Prof. H. M. Mas'ud Said, M.M., Ph.D. Pada Konferensi Nasional yang mengusung tema "Membangun Peradaban untuk Kemandirian NU dan Kedaulatan Bangsa" ini, Prof. Mas'ud Said membahas tentang beberapa hal yang menjadi misi besar ISNU dalam rangka Satu Abad NU, seperti penguatan dan proliterasi nilai Aswaja, penguatan induk organisasi dan lembaga, banom, dan transformasi organisasi, optimalisasi khidmah NU secara sektoral dan pengembangan wilayah baru, dan lain sebagainya.
Konferensi Nasional yang mengundang 200 guru besar dan 500 Doktor ini dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Dr. Ali Masykur Musa, M.Si, M.Hum. Menurutnya, Konferensi ini bertujuan untuk memperkokoh peran strategis ISNU, baik tingkat nasional, maupun internasional melalui peneguhan pandangan keagamaan yang moderat ala Ahlussunah Wal Jamaah An-Nahdliyyah.
Di samping itu, Ketua PP ISNU yang akrab disapa Cak Ali ini juga menyebutkan warga Nahdliyyin harus siap menghadapi berbagai tantangan memasuki abad kedua Nahdlatul Ulama (NU) yang tinggal menghitung hari. "Aswaja perlu dihadirkan secara adaptif terhadap pengembangan zaman. Oleh karena itu, ISNU harus harus terus menemukan teori-teori dan juga implikasinya dari ilmu pengetahuan," imbuhnya. Tujuannya adalah untuk meneguhkan kehidupan NU, agar  lebih mandiri dan berdaulat dan sejahtera.
Konferensi ini dibagi menjadi dua sesi. Narasumber pada sesi pertama, terdiri dari Prof. Dr. H. Abdul Halim Soebahar, M.A. (Wakil Ketua MUI Jawa Timur), Karjono (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), dan Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.A. (Direktur Diktis Kemenag RI).
Sedangkan sesi kedua menghadirkan narasumber Prof. Dr. rer. net. Abdul Haris, M.Sc. (Wakil Rektor I Universitas Indonesia), dan Prof. Dr. Komarudin, M.Si. (Rektor Universitas Negeri Jakarta).