Partisipasi warga dalam Pilkada kali ini lumayan tinggi. Masyarakat Cilegon ramai-ramai nyoblos, bukti kalau demokrasi lokal kita makin hidup. Ini kayak pesta rakyat, semua pada ikut andil.
Tapi partisipasi tinggi ini juga berarti setiap calon harus ekstra effort buat ngerebut hati pemilih. Di sini, Robinsar-Fajar lebih jago ketimbang Helldy-Alawi yang kayaknya cuma bikin warga ngantuk waktu kampanye.
Tantangan di Depan Mata: Kerja atau Nggak Nih?
Menang di quick count emang bikin seneng, tapi Robinsar-Fajar jangan keburu tepuk tangan. Tantangan besar udah nunggu di depan mata.Â
Warga Cilegon pasti berharap janji-janji manis kampanye bisa jadi kenyataan. Stabilitas politik dan sosial juga harus dijaga. Kalau cuma modal janji doang, siap-siap aja digoreng sama publik.
Di sisi lain, kekalahan Helldy-Alawi harus jadi bahan introspeksi bagi partai dan kader Prabowo Subianto. Mereka harus paham apa yang salah dan gimana cara memperbaikinya. Ini momen yang tepat buat ngaca dan berbenah.
Pandangan Rocky Gerung: Sikap Nyeleneh yang Menohok
Rocky Gerung, si filsuf nyentrik, pasti nggak bakal diem aja liat kekalahan ini. Menurut dia, kalau kader Prabowo kalah, itu tandanya regenerasi politik kita masih setengah matang.
Demokrasi yang sehat harusnya ngasih ruang buat yang muda, bukan cuma ajang nostalgia buat yang tua-tua. Rocky selalu ngingetin, kualitas partisipasi itu penting.
Kalau yang aktif cuma tokoh lama, demokrasi kita kayak film sekuel yang dipanjang-panjangin, nggak ada plot twist-nya.