Mohon tunggu...
KKN UM Desa Teke
KKN UM Desa Teke Mohon Tunggu... Mahasiswa - Official Account KKN Pulang Kampung Desa Teke Universitas Negeri Malang

KKN Pulang Kampung Universitas Negeri Malang Desa Teke Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penanaman Jagung Besar-besaran Menyebabkan Hutan Gundul, Mengapa?

16 April 2022   18:52 Diperbarui: 16 April 2022   18:54 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bima (januari 2022)- - sejumlah masyarakat desa sampungu kecamatan soromandi kabupaten bima, melakukan kegiatan penanaman jagung besar-besaran. Adanya kegiatan ini berawal dari penurunan harga bawang sehingga pendapatan petani juga ikut menurun sehingga masyarakat desa sampungu memilih beralih ke pertanian jagung untuk memperbaiki ekonominya. 

Salah seorang petani jagung yaitu bapak haris mengatakan, banyak kebetuhan yang tidak terpenuhi akibat penurunan harga bawang maka dari itu kami memilih beralih ke pertanian jagung agar pendapatan kami bisa terpenuhi sehingga kami harus melakukan penanaman jagung untuk mempebaiki pendapatan kami. 

"Tanaman jagung merupakan tanaman yang sangat berperang penting dalam kehidupan selain sebagai unsur karbohidrat juga sebagai bahan pangan pengganti beras bagi penduduk di indonesia".

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Kekhawatiran akibat hutan gundul. 

Jika terjadi penanaman jagung secara terus menerus, dikhawatirkan masyarakat desa sampungu akan mengalami masalah dalam kegundulan hutan. Adapun akibat dari kegundulan hutan adalah pemanasan global, kekeringan berkepanjangan, tanah longsor dan banjir secara terus menerus. 

Namun kegiatan penanaman jagung untuk tahun 2022 di desa sampungu belum terlihat masalah serius kepada masyarakatnya. Hal ini dikarenakan sebagian warga yang tidak ikut bergabung dalan penanaman jagung memilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di bidang lain seperti  berdagang dan lain-lainya.

Penulis: Nur Afni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun