Pepatah ini mengajarkan kita bahwa seseorang haruslah mampu beradaptasi dengan masyarakat atau tempat di mana dia berada dengan menghargai adat dan budaya tempat tersebut tanpa harus kehilangan jati dirinya.
4. Duduak marauik ranjau, tagak maninjau jarak
(Duduk meraut ranjau, berdiri meninjau jarak)
Pepatah ini mengajarkan kita bahwa tidak ada waktu yang boleh terbuang tanpa makna baik saat kita sedang duduk maupun berdiri. Kita haruslah selalu melakukan yang bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan waktu.
5. Haniang saribu aka, pikia palito hati.
(Hening seribu akal, pikiran pelita hati)
Pepatah ini mengajarkan kita bahwa seseorang yang tenang dalam menghadapi kesulitan akan mudah mengatasi kesulitan itu karena pikiran merupakan pelita/penerang hati yang akan menuntun seseorang dalam menemukan solusi.
6. Indak kayu janjang di kapiang
(Tak ada kayu, tangga pun dibelah)
Arti dari pepatah ini adalah dalam berusaha, kita haruslah menggunakan segala cara dan usaha walaupun dengan modal yang seadanya.
7. Jauah bajalan banyak diliek, lamo hiduik banyak diraso.
(Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasa)
Pepatah ini menjelaskan bahwa semakin jauh kita menempuh perjalanan maka semakin banyak pula hal yang kita lihat, semakin lama kita menjalani kehidupan maka beragam masalah juga yang kita rasakan.
8. Lauik sati rantau batuah
(Lautan sakti rantau bertuah)
Pepatah ini mengajari kita semua bahwa saat akan merantau kita harus menyadari bahwa lautan yang akan diseberangi adalah sakti dan rantau yang akan dituju adalah bertuah. Dengan demikian, kita harus membekali diri sebaik mungkin sehingga bisa menaklukkan daerah perantauan yang akan kita tuju.