Siapa coba yang tidak kenal dengan novel best seller "Negeri 5 Menara"? Novel karya A. Fuadi ini belakangan kabarnya diangkat dalam sebuah film yang sudah tayang sejak tanggal 1 Maret 2012 kemarin. Karena penasaran, akhirnya dihari kedua saya nonton film "Negeri 5 Menara" juga.
Beberapa minggu belakangan saya memang dituntut oleh banyak aktivitas sehingga untuk pergi ke bioskop saja baru kali ini saya sempat. Saya kemaren itu kebetulan nontonnya berdua bareng Evi, temen satu kamar kost saya yang udah saya anggep adek sendiri. Kemaren sempet janjian sama Rialyzara sih cuman sayang nggak bisa bareng dia hari ini karena emang aku punya waktu luang cuma sore itu dan pasti butuh waktu yang lama kalo nungguin dia datang dari Madura. Hehe... sory neng, ane nonton duluan.
Film "Negeri 5 Menara" yang diadaptasi dari novel laris karya Ahmad Fuadi memulai aktivitas syutingnya pada Agustus 2011. Syuting film yang disutrdarai oleh Affandi Abdul Rachman ini diadakan di Indonesia dan di Inggris. Di Indonesia,syuting dimulai di Pondok Modern Gontor, Ponorogo, yang merupakan almamater Fuadi.
Para pemainnya dipilih bintang-bintang yang masih muda seperti Doni Alamsyah, Andhika Pratama, David Chalik, Inez Tagor, Mario Irwinsyah hingga pendatang baru seperti Eriska Rein dan Merayni Fauziah. Sementara aktor kawakan Ikang Fauzi akan memerankan Kiai Rais, pimpinan Pondok Madani, dimana Alif, sang tokoh utama, menimba ilmu.
Pemeran Sohibul Menara (enam sahabat karib dalam novel Negeri 5 Menara) dibintangi 6 anak hasil "casting dan open casting" selama 3 bulan di Jakarta dan kota lain seperti Depok, Padang, Medan, Bandung, Surabaya dan Makassar. Mereka adalah Gazza Zubizzaretha sebagai Alif (pemeran utama), Ernest Samudera sebagai Said, Billy Sandi sebagai Baso, Rizki Ramdani sebagai Atang, Aris Adnanda Putra sebagai Dulmadjid dan Jiofani Lubis sebagai Raja. Based on my research, suasanya pondok pesantrennya dapet. Cerita-cerita kocak ala "sohibul menara" yang ada di film ini juga tak kalah membuat saya tertawa, sama pada saat membaca novel aslinya. Mantra "man jadda wajada" juga sama, bikin merinding. Asli dulu novel ini jadi salah satu inspirasi saya, mengingat apa yang dialami Alif itu nggak jauh beda sama apa yang saya alami. Ketika kita punya keinginan untuk belajar disuatu tempat pendidikan tapi orang tua kita menginginkan kita di tempat lain.
memang tempat pendidikan itu penting, tapi yang lebih penting adalah keteguhan hati
Begitu kalo nggak salah penuturan amaknya Alif yang kemudian membuat Alif membuat keputusan untuk tetap tinggal dan menuntut ilmu di pesantren Madani dengan penuh keteguhan hati. Yah... saya harap saya juga bisa mengambil keputusan yang baik seperti Alif itu. (*curcol dikit) Yah... itulah salah satu pesan yang paling mengena dihati saya.
Gazza Zubizzaretha yang berperan sebagai Alif di film ini kok kalo saya lihat-lihat dari awal, dengan muka yang kalem, sendu dan berkacamata gitu kayak mirip Harry Potter pas baru masuk asrama Hogwarts deh. Cuman model rambutnya aja yang beda. hehe...
Intinya film ini bagus kok, saya rekomendasikan banget untuk ditonton. Cuman kadang ada beberapa orang berkata kalo dibandingkan dengan novel aslinya film ini masih kalah seru. Jadi kesannya mereka kurang puas gitu. Kalo menurut saya sih ya wajar aja agak beda antara novel sama filmnya, kan yang buat juga beda. Kalo harus disamain persis malah bukan jadi film nanti, tapi jadi sinetron. Jadi mulai sekarang stop ya membandingkan novel dengan film.
Tapi asli asyik kok, rugi kalo nggak nonton. Jujur sepanjang film di putar saya selalu merinding melihat adegan adegan yang begitu penuh semangat di sini. Selamat menonton.