Mohon tunggu...
Fiqran Nugraha
Fiqran Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Sebuah Akun Dengan Coretan pribadi

Line : fiqrannugraha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keakuanku yang pernah Terakui Kini Terlepas oleh Kejamnya Sesuatu yang Disebut Jarak dan Waktu

30 Juni 2016   00:11 Diperbarui: 30 Juni 2016   00:33 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terbangun dengan perasaan yang membelenggu hati suci akan kerinduan sosok jiwa yang sempat terakui oleh jiwa ini sebagai kedirianku, perlahan jiwa ini mencoba menyadarkan bilik jiwa ini karena jiwa yang sempat singgah itu bukanlah jiwa yang dijanjikan tuhan untuk menyatu.

 

 

 

 

 

 

Tuhan ku menciptakanku dengan sepasang jiwa yang terlepas hingga waktu yang telah ditentukannya kapan  menyatu kembali , sosok perempuan dambaan jiwa ini tentang janji tuhanku telah membuat larut dalam cinta yang engkau berikan , tentang pengalaman yang engkau berikan mengarungi samudra cinta yang bahkan tidak lagi terasa luas.

Perlahan kita dibuat layaknya seorang penari ulung didalam sebuah pentas panggung cinta yang si tonton seluruh makhluk yang ada disemesta ini, engkau bergerak mengikuti dentuman musik indah cinta. Hidupku serasa lengkap karena telah menyatu dengan jiwa yang telah diciptakan untuk menyatu bersamaku, jiwaku yang telah lama hilang kini telah kembali.

Semangat cinta yang kita arungi berdua hari demi hari semakin lebih dalam, kita mencapai titik cinta tertinggi kepada sesama makhluk ciptaan sang maha manifestasi yang sangat adil. Banyak janji yang terjadi antara kita berdua , namun yang takkan pernah terlupakan adalah janji untuk tetap saling menatap senyum satu sama lain hingga menua oleh kekejaman waktu.

Titik terberat ketika kita belajar mengembang biakkan cinta kita agar suatu waktu ada yang bercerita tentang penyatuan jiwa kita di masa yang akan datang , semoga ini bukanlah sebuah kesalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun