Berkembangnya stasiun TV swasta dan perfilman Indonesia yang cukup pesat membuat kita disuguhi berbagai macam tayangan. Di televisi, mulai dari pagi ada acara musik, berita pagi, info selebriti dan lain sebagainya. Kita yang menonton untuk menghilangkan bosan, menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi tanpa memperhitungkan nilai manfaat dari suatu acara. Film-film Indonesia juga semakin banyak diproduksi, tapi tidak semuanya memiliki nilai moral yang benar.
Sudah mulai banyak juga yang menyuarakan betapa buruknya tayangan Indonesia dari segi moral. Tapi kali ini yang benar benar ingin saya soroti adalah pakaian. Hal yang mungkin dianggap remeh bagi penonton biasa karena lebih mementingkan artis atau ceritanya.
Untuk para produser film, sutradara, pembuat naskah dan tokoh lain yang terlibat dari suatu tayangan, pernahkah mereka terpikir dampak apa dari acara mereka?
Sekadar info, saya adalah mahasiswa Indonesia yang belajar di Malaysia. Perasaan saya campur aduk antara malu dan miris ketika suatu kali ditanya oleh teman yang berasal dari Malaysia.
“Pakaian seragam di Indonesia memang pendek sangat ke? Akak tengok sinetron Indonesia budak budak sekolah guna skirt pendek.”
Kalau Bahasa Indonesia gampangnya, “Pakaian seragam (resmi) sekolah di Indonesia memang sependek itu kah? Kakak liat di sinetron anak sekolahnya pake rok pendek.”
Belum lagi kelunya saya ingin menjawab pertanyaan lainnya tentang film horor Indonesia yang lebih menakutkan melihat pakaian aktris wanitanya daripada hantu itu sendiri. Haruskah seseksi itu dalam memerankan film yang notabene untuk membuat penontonnya merasa ngeri. Kalau ingin saya tulis dalam komentar, ini adalah aspek yang paling tidak nyambung dalam film horor Indonesia.
“Ingin membuat orang ketakutan atau terangsang?”
Jelas dalam hal ini saya tidak tau mau menjawab apa. Saya tidak mengerti dengan pasti apa yang dipikirkan sutradara, dan segala aspek yang terlibat dalam pembuatan film. Mungkin ada yang bisa menjelaskan pada saya? Atau ini hanya sekadar pengiklanan sebuah film dengan cara mengeksploitasi wanita? Lihat judulnya pun tidak jauh dari hal hal yang mengangkat wanita. Sayangnya mengangkat dalam konotasi negatif.
seperti "Pocong Perawan" apalagi ada judulnya "Hantu Datang Bulan", Atas nama tidak amannya film horor Indonesia, saya tidak pernah lagi menonton apalagi menyarankan film horor Indonesia untuk ditonton.
Mungkin bagi kita sebagai orang lokal ini hal sepele dan remeh untuk disanggah dan dipilah lagi. Tapi, pada akhirnya yang dilihat bangsa lain mengenai negara kita adalah tentang apa yang mereka lihat dari film atau sinetron yang ditayangkan. Itu sudah cukup menimbulkan asumsi berbeda tentang negara kita.