Mohon tunggu...
Fiqi Indra Fahlupi
Fiqi Indra Fahlupi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis karena hidup, hidup bukan karena menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Fenomena Diskusi Online Saat Merebaknya Pandemi Covid-19, Kehausan Mencari Ilmu atau Formalitas?

16 April 2020   21:08 Diperbarui: 21 Oktober 2020   22:02 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padahal diskusi online terutama lewat media group whatsapp menuntut peserta diskusi untuk aktif membaca setiap pesan yang ditulis panjang oleh pemantik. Kondisi ini seringkali menjadikan diskusi online tidak kondusif dan tidak efektif karena lebih banyak orang yang tidak membaca daripada orang yang membaca setiap pesan yang dikirimkan oleh pemantik.

Selain itu di dalam diskusi online juga rawan terjadi miskomunikasi. Karena setiap kalimat yang ditulis oleh pemantik,moderator, atau peserta diskusi menjadi multitafsir. Alhasil bukanya berdiskusi dan saling bertukar pikiran, yang terjadi malah saling adu opini dan gagasan kosong tanpa literasi.

Diskusi online mencederai Esensi dari diskusi

Diskusi adalah diskusi, bukan seminar atau sebuah presentasi tugas kuliah. Diskusi adalah sebuah forum ilmiah untuk saling bertukar pikiran megenai suatu masalah dan setiap argumentasi yang keluar bukan argumen kosong melainkan dilandasi literasi(KBBI). Komunikasi yang dibangun dalam sebuah diskusi haruslah dua arah. 

Bukan satu arah seperti seminar. Itulah alasan kenapa istilahnya bukan pembicara, melainkan pemantik. Yang tugasnya adalah memantik. Namun praktik yang terjadi pada kebanyakan diskusi online tidak seperti itu. Alih-alih mengadakan diskusi online, yang terjadi malah seminar online. Istilahnya seminar online berkedok diskusi online. Hadeuh.....

Penulis juga sudah melakukan observasi kecil-kecilan lewat kolom komentar pada instastory  untuk  meminta pandangan kawan- kawan yang lain tentang keefektifan diskusi berbasis online. Dan hasilnya sudah bisa ditebak, 100% mengatakan bahwa diskusi online kurang efektif.

Pandemi covid-19 sudah melahirkan budaya baru khususnya pada masyarakat Indonesia. hal ini mengharuskan kita untuk bisa menyesuaikan diri dalam melakukan kegiatan sehari--hari. Salah satu bentuk budaya barunya adalah semakin banyaknya diskusi online. Jelas ini tidak bisa kita tolak dan kita larang. Dan penulis juga mendukung secara penuh pelaksanaan setiap diskusi online yang di adakan.

Walaupun diskusi online menjadi sebuah jawaban dari adanya pandemi covid-19. Namun bukan berarti diskusi online tidak  kekurangan.

Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan kritikan yang membangun  bagi kita untuk membuat diskusi online yang lebih sehat dan tidak menghilangkan esensi utamanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun