Mohon tunggu...
Fiqih Akhdiyatu Salam
Fiqih Akhdiyatu Salam Mohon Tunggu... Dosen - Writer

Nama: Fiqih Akhdiyatu Salam. Latar Pendidikan. Sarjana Ilmu Komunikasi, Jurusan Public Relations, dan Magister Ilmu Komunikasi, Jurusan Corporate Communication. Sebagai seorang akademisi dan penulis, saya memiliki minat yang kuat dalam berbagi ilmu pengetahuan melalui tulisan. Saya telah menulis berbagai tulisan diberbagai media tentang Ilmu Parenting, Media Massa, Politik, Propaganda, dan Komunikasi yang efektif di kehidupan sehari-hari. Saya bertujuan untuk berbagi ilmu pengetahuan yang saya miliki dengan masyarakat luas, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya komunikasi yang efektif dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi saya melalui fiqihucil24@gmail.com] atau IG FiqihAkhdiyatuSalam

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengungkapkan Rahasia Inner Child Dibalik Perselingkuhan

29 Januari 2025   09:37 Diperbarui: 29 Januari 2025   09:55 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ipar adalah Maut, sumber foto Tirto.id

Beberapa waktu lalu diramaikan dengan salah satu film tentang perselingkuhan yang terjadi dengan orang terdekat. Iya benar, film itu berjudul "Ipar adalah Maut"

Penulis sedikit mengamati dengan melihat dari sisi psikologis. Tentu, film yang diambil dari kisah nyata ini menjadi nilai lebih, tentu kita semua menjadi penasaran dengan alur ceritanya. Maka tidak heran, bagi penikmat film layar lebar tidak mau menyia-nyiakan tayangan film ini.

Hati mana yang tidak luka?, tidak marah? Dan tidak kecewa? ketika sedang menonton film tersebut, terutama kaum hawa. Tidak sedikit mengundang emosional bagi yang menontonnya, sampai membayangkan betapa sakit hatinya bila memposisikan diri sebagai korban seperti di film tersebut.

Sebelum ke pembahasan penulis sedikit menjelaskan apa itu Inner Child? Inner Child adalah konsep psikologi yang merujuk pada bagian dari diri seseorang yang masih mempertahankan sifat-sifat dan emosi-emosi dari masa kecil. Inner Child ini dapat dipandang sebagai bagian dari diri yang masih rentan, sensitif, dan membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Konsep Inner Child ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Charles Whitfield dalam bukunya "Healing the Child Within" (Mengobati Anak Dalam). Menurut Whitfield, Inner Child adalah bagian dari diri yang masih mempertahankan luka-luka dan trauma-trauma dari masa kecil, dan yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang untuk dapat sembuh.

Di dalam film, si adik wanita berselingkuh dengan iparnya, mungkin terlihat sangat tega, kejam, dan terkesan jahat apa yang sudah dilakukan terhadap kakanya. Padahal menurut kisah, si Kaka itu selalu memaafkan si adik, ia tetap bersabar meskipun sudah disakiti dan selalu mengalah dengan si adik itu sendiri.

Yang menarik dibahas, lalu apa yang melatarbelakangi pelaku bisa melakukan perbuatan tersebut? Perlu diketahui ini adalah opini penulis yang didapati dari beberapa sumber dari podcast, media sosial, dll. Dengan keterbatasan pengetahuan penulis, opini ini jauh dari kata sempurna. Bagi kalangan yang tidak setuju, itu hak kalian.

Kita lanjut. Iya, karena pelaku mengalami Inner Child, belum tentu si adik benar-benar jahat, bisa jadi itu disebabkan kejadian masa kecil yang membuat ia menjadi seperti itu.

Mungkin ia tidak mendapatkan kasih sayang seperti kakanya yang selalu juara kelas, berprestasi dan selalu jadi kebanggaan kedua orang tuanya. Bisa jadi ini salah satu si korban selalu dibandingkan oleh kakanya, baik disaat dilingkungan sekitar, maupun di dalam keluarganya. Dibandingkan itu rasanya sakit hati bukan?

Seperti yang dikatakan Charles Whitfield, seseorang tersebut mengalami luka masa kecil yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian lebih. Dengan kehadiran Kaka ipar di dalam rumah satu atap tersebut, mungkin pelaku mendapatkan perhatian yang mungkin selama ini tidak didapati di dalam keluarganya. Rasa yang menjadi nyaman lah, awal faktor terjadinya perselingkuhan itu terjadi. 

Salah satu Inner Child dapat mempengaruhi perilaku dan emosi seseorang dalam berbagai cara, seperti membuat seseorang kesulitan dalam mengatur emosi-emosi mereka. Tentu dengan yang di alami oleh si adik (pelaku), ia tidak bisa membedakan lagi dan tidak pandang bulu, meskipun itu Kaka iparnya yang tak lain suami dari kakanya, rasa emosional yang menjadikan dirinya tidak memiliki rasa ketidakpedulian. Rasa egois menyenangkan dirinya sendiri menjadikan ia seperti itu, tentu ini menurut sisi psikologis karena luka lama seperti yang penulis bahas diatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun