Profesor Kimberley tewas terbunuh di rumahnya. Usai revolusi besar Negara Sadery, sebagai ahli hukum, doktrinnya berguna  untuk  meletakkan kembali dasar falsafah negara. Sementara Falker tertuduh lantaran sebagai orang terakhir diketahui bertemu Kimberley.
"Aku hanya mengobrol,"
"Apa yang kau tahu darinya," tanya Jendral  Lehman calon Kepala Intelijen Sadery  yang baru kemarin ditunjuk.
"Dia telah menuangkan pemikirannya mengenai dasar falsafah negara dan manajemen kenegaraan jika terjadi revolusi,"
"Kudengar kau menentangnya," tanya Lehman lagi. Â Â
"Benar, aku menentang pemikirannya tentang konsep keadilan negara,"
"Apa yang kau tentang?" Lehman terus menanyai.
"Menurutnya, keadilan terbentuk jika orang-orang cerdas mengklasifikasikan dan memanagerial kelompok masyarakat, hingga terjadi perpisahan antar rakyat agar terhindar dari bentrok fisik dan kecerdasan,"
"Lalu kau simpan dimana buku yang berisi pemikirannya itu?" Lehman kembali mencecar pertanyaan.
"Aku tak tahu," jawab Falker.
Sebagai seorang tokoh gerakan revolusi Kimberley sangat dihormati. Seluruh rakyat pro revolusi berjanji akan menjalankan segala pemikiran Kimberley. Maka, buku tentang buah fikirnya sangat penting bagi negara itu dalam mengantisipasi berkurangnya rakyat pro revolusi.