Pelalawan. Banjir baru-baru ini yang terjadi di beberapa titik di pelalawan tidak hanya memberikan dampak yang serius, tetapi juga menciptakan tantangan baru bagi masyarakat setempat. Salah satu dampak yang dirasakan secara langsung oleh warga adalah kelangkaan gas, yang menyebabkan antrian panjang di tempat-tempat penyaluran gas.
Akibat dari banjir yang menyebabkan terputusnya arus lalu lintas Jalan lintas timur telah mengganggu akses penting untuk pengiriman gas LPG ke beberapa wilayah yang terdampak. Hal ini menciptakan hambatan besar dalam distribusi gas kepada masyarakat. Dengan kondisi jalan yang sulit dilewati menghambat akses kendaraan pengangkut gas, memperparah situasi kelangkaan yang sudah sulit.
Masyarakat di beberapa wilayah yang terdampak menghadapi kesulitan dalam mendapatkan tabung gas untuk memasak ,memanaskan air serta kegunaan untuk kebutuhan lain.
Kecamatan Pangkalan Kuras tepatnya di pasar Sorek Satu, kelangkaan gas LPG yang sulit di dapat telah mengancam kebutuhan masyarakat, tidak hanya itu, juga berdampak pada ekonomi lokal. Kenaikan harga termasuk kesulitan mendapatkan gas akan membebani ekonomi rumah tangga termasuk menyulitkan para pedagang makanan di daerah sekitar.
Warga setempat terpaksa menghabiskan berjam-jam untuk antre di tempat penyaluran/pangkalan gas. Antrian yang panjang mencerminkan tingginya permintaan dan keterbatasan pasokan gas di tengah kondisi darurat banjir. Pada hari ini, Kamis (11/01/2024), terlihat antrian masyarakat yang membludak di beberapa tempat pangkalan gas ataupun penjual gas yang masih mempunyai stok.
Situasi ini memerlukan tanggapan cepat dan kerjasama bersama dari semua pihak. Pihak pemerintah diharapkan dapat memberikan solusi mengatasi krisis ini dan membantu masyarakat pulih dari dampak yang ditimbulkan.(Fiqih)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI