Mohon tunggu...
muhammad nurfikih
muhammad nurfikih Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA

menciptakan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Antara Pendidikan dan Humanis

22 Januari 2024   13:27 Diperbarui: 22 Januari 2024   14:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pakar didalam suatu perbukuan yang sangat bertentangan dengan berbagai pendapat umum1 yang telah ditemukan oleh Baez bahwa buku-buku dihancurkan bukan oleh adanya ketidaktahuan awam atau kurangnya suatu pendidikan, melainkan terdidik dengan motif ideology masing-masing. Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan yang merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan melalui bimbingan pengajaran dan usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran .
Menjadi sebuah keharusan bahwa pendidikan harus mampu menciptakan manusia-manusia yang siap menghadapi tantangan dan perubahan zaman. Bukan yang menolak perubahan, tetapi mampu untuk beradaptasi. Pendidikan juga mengambil peran tersendiri yang sangat esnsial dalam kehidupan manusia, baik dan buruknya sumber daya manusia saat ini tergantung dari pendidikan yang diperolehnya.

Data Realitas Pendidikan
Jika ditelusuri bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) merilis publikasi tahunan bertajuk "Statistik Pendidikan 2022". Laporan ini menyajikan data mengenai kondisi pendidikan di Indonesia. Data tersebut meliputi jumlah sekolah, peserta didik, tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan, serta sanitasi sekolah. Data dari publikasi diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022. Berdasarkan laporan tersebut, rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk Indonesia mencapai 8,69 tahun pada 2022. Angka tersebut meningkat 0,15 tahun dibandingkan pada 2021 yang selama 8,54 tahun. Selanjutnya, angka putus sekolah di jenjang SMA mencapai 1,38% pada 2022. Angka putus sekolah di jenjang SMP sebesar 1,06%. Sementara, angka putus sekolah di jenjang SD sebesar 0,13%.

Selain itu,dengan adanya biaya penddikan yang mahal,akses pendidikan yang tidak merata,pungutan liar,dan lain sebagainya,menjadi sebuah gambaran didalam realitas pendidikan saat ini.pada kondisi inilah pendidikan perlu dievaluasi secara serius untuk menimalisir perilaku dehumanisasi dalam dunia pendidikan kita.
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik aktif didalam mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengadilan diri kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperluka untuk dirinya,masyarakat,bangsa,dan negara.(UUD Sisdiknas no 20tahun 2003)

Realitas pendidikan bangsa Indonesia yang masih terkungkung pada romantisisme masalalu dan suatu gebrakan konseptual serta gerakan untuk mewujudkan visi pendidikan yang humanis.pendidikan humanis adalah yang memanusiakan peserta didik.peserta didik merupakan asset pendidikan di masa depan dengan keragaman kemampuan dan latar belakang yang dimilikinya.dengan demikian,dalam situasi apapun pendidik mempunyai andil besar dalam memberikan fasilitas sesuai perkembangan usai dan mengimbangi pola pikirnya.
 
Antara pendidikan dan humanis
Pendidikan dan humanis tergambar dalam multicultural praktik pendidikan humanis di Indonesia,yaitu mulai dari hal kemandirian peserta didik yang terigentrasi dengan pendidikan entrepreneur.pendidikan ini di galakan oleh lembaga pendidikan.penerapan lainya juga dapat diaktualisasikan dalam aspek ekologi dan melakukan konseling kepada peserta didik dengan metode pendidikan humanis.

Terdapat empat pendekatan dalam membangun kembali pendidikan humanis yang harus dipahamkan kepada peserta didik. konsep ini menempatkan pendidik sebagai fasilitator pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam mendesain suasana bejar agatr proses pendidikan menjadi lebih bermakna
Pertama,pendekatan budaya yang mengarah pad kesempurnaan manusia.hal utama yang yang ingin dibangun adalah menciptakan kultur social agar daftar peserta didik dibentuk sebagai manusia yang sempurna secara budaya.Kedua,naturalistic-romantis(romantisme alamiah),yang mengarah pada kerinduan aktualisasi diri yang alami.dengan kata lain,lembaga pendidikan mempunyai peran dalam memberikan fasiliras kepada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan naluri yang telah dimiliki peserta didik.
Ketiga,pendekatan yang mengarah pada keaslian pendekatan diri atau dalam kata lain disebuit dengan memahami konsep diri.pendekatan ini sangat penting agar dalam proses belajar peserta didik tidak merasa asing dengan dirinya sendiri.
Keempat,yakni pendidikan kritis-radikal yang mengarah pada aspek pemberdayaan dan emansipasi.pendekatan ini memberikan keleluasa kepada peserta didik untuk berfikir secara kritis-radikal (berfikir hingga akar-akarnya).
Keempat pendekatan diatas merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri.semua harus dilakukan secara integritas dan berkesimbungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun