Tahukah kamu Provinsi manakah di Indonesia yang memiliki julukan Bumi Serambi Madinah? Jika belum, jawabannya adalah Provinsi Gorontalo yang juga merupakan tanah leluhur Presiden RI ke-3, B. J. Habibie dan Menteri Parekraf saat ini, Sandiaga Uno. Provinsi Gorontalo begitu pula ibukotanya, Kota Gorontalo dikenal dengan julukan "Bumi Serambi Madinah", Mengapa?
- Pertama, Gorontalo menjadi salah satu jalur masuknya Islam paling awal di Nusantara, yaitu sekitar  tahun 1200-an dengan ditemukannya makam Bani Alawiyyin di daerah Batuda'a, Kabupaten Gorontalo. Namun, Islam baru secara resmi menjadi agama Kerajaan pada abad ke-16, ditandai dengan masuk Islamnya Raja Amai dari Kerajaan Gorontalo. Ia kemudian merubah gelarnya menjadi Sultan Amai dengan Kesultanan Gorontalo yang berlandaskan hukum Al-Qur'an.
- Kedua, meskipun telah memiliki akar budaya dan adat istiadat leluhurnya sendiri, Suku Gorontalo dalam catatan sejarah menerima agama Islam dengan tangan terbuka dan tanpa pertikaian. Nilai-nilai Islam akhirnya begitu erat menyatu dengan adat istiadat masyarakat Gorontalo yang terkenal dengan falsafah "Adati hula-hulaá to Saraá, Saraá hula-hulaá to Kuruáni" (berarti Adat bersendikan Syara', Syara' bersendikan Al-Qurán)
- Ketiga, Suku Gorontalo yang terbuka menerima ajaran Islam dan ramah pada para perantau luar yang datang ke Gorontalo, diibaratkan layaknya Kaum Anshar Madinah yang terbuka menerima Islam dan hijrahnya Rasulullah S.A.W bersama Kaum Muhajirin ke Madinah.Â
- Keempat, Gorontalo menjadi pusat penyebaran dakwah Islam di Kawasan Semenanjung Utara Pulau Sulawesi, Kawasan Teluk Tomini, hingga ke sebagian wilayah Indonesia Timur.Â
- Kelima, dari berbagai sumber, tercatat bahwa keturunan Rasulullah dari jalur Sayyidina Hasan paling banyak hijrah dan bermukim di Gorontalo. Menjadikan Gorontalo sebagai daerah dengan populasi keluarga Bani Alawiyyin terbanyak se-Nusantara, bahkan mungkin se-Asia Tenggara (data selanjutnya merujuk pada hasil sensus Maktab Daimi-Rabithah Alawiyah).Â
Berangkat dari fakta historis tersebut, tentu banyak akulturasi budaya yang mempengaruhi cita rasa kuliner khas Gorontalo yang kaya akan rasa. Berikut beberapa sajian kuliner Gorontalo yang khas dan layak dijadikan referensi kuliner saat merayakan Lebaran (baik Idul Fitri maupun Idul Adha).Â
1. Sate Gorontalo (Sate Tuna)
Sate Gorontalo atau yang kini popular disebut Sate Tuna merupakan salah satu varian sate Nusantara yang khas dan berasal dari Gorontalo. Masakan ini berangkat dari kreatifitas masyarakat Gorontalo dalam mengolah Ikan Tuna yang melimpah di Teluk Tomini. Gorontalo menjadi salah satu pusat penangkapan Tuna Indonesia Timur yang kemudian di ekspor ke luar negeri, seperti Jepang.
Ciri Khas
Sate Gorontalo (Sate Tuna) ini berbeda dari sajian Sate pada umumnya karena tidak menggunakan daging ayam, daging sapi, daging kambing ataupun jeroan. Sate Gorontalo memakai bahan daging ikan Tuna pilihan yang empuk dan segar.
Sate Gorontalo merupakan salah satu hidangan utama dalam Masakan Gorontalo. Sate Gorontalo tidak menggunakan bumbu kacang sebagai pelengkap hidangan, melainkan bumbu "dabu-dabu arang" yang gurih dan pedas.
Dabu-dabu arang adalah sambal khas Gorontalo yang diracik dari cabai merah lokal, bawang merah, gula, garam, minyak kelapa kampung dan arang panas sebagai penambah cita rasa.
2. Sate Balanga