Sekilas tentang Gorontalo
Jazirah Gorontalo luasnya terbentang tepat di lengan bagian utara Pulau Sulawesi dan diapit oleh Laut Sulawesi dan Teluk Tomini. Dengan letaknya yang strategis, Gorontalo telah sejak zaman Kerajaan dahulu menjadi hub atau pusat lalu lintas perniagaan dan mobilitas penduduk dari berbagai daerah di Indonesia hingga migrasi penduduk dari Jazirah Arab maupun Tiongkok.Â
Selama berpuluh-puluh tahun, kemajemukan penduduk di Gorontalo akhirnya menjadu padu, menyatu dan memperkaya kebudayaan asli masyarakat Gorontalo hingga menjadi seperti sekarang ini yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.Â
Pada tahun 1907, sebuah tulisan ilmiah dari Profesor Cornelis van mengkalisifikasikan Gorontalo sebagai wilayah hukum adat ke-9 di Indonesia, yang lengkapnya adalah sebagai berikut:
- Tanah Aceh
- Tanah Gayo dan Batak
- Tanah Minangkabau
- Sumatera Selatan (seluruh wilayah di Sumatera bagian Selatan)
- Tanah Melayu (Seluruh wilayah Timur Sumatera, Lingga-Riau, Indragiri)
- Bangka dan Belitung
- Borneo (seluruh tanah Dayak Kalimantan kecuali Sarawak dan Borneo Utara)
- Minahasa
- Gorontalo
- Sulawesi Selatan
- Wilayah Toraja
- Kepulauan Ternate
- Ambon dan Maluku
- Tanah Papua
- Kepulauan Timor
- Bali dan Lombok
- Jawa Tengah, Jawa Timur serta Madura
- Daerah Kerajaan (Yogyakarta dan Surakarta)
- Jawa Barat (Tanah Pasundan)
Dalam adat istiadat masyarakat Gorontalo, perempuan mendapatkan status sosial maupun kedudukan yang istimewa dan paling dihormati, misalnya seperti dalam posisi pengantin, perempuan akan berada disisi kanan suami, berbeda dari pelaminan pada umumnya.
Sebagai suku dengan populasi terbesar di wilayah utara Pulau Sulawesi, Gorontalo memiliki banyak tradisi dan kebudayaan yang mengakar bersama nilai-nilai Islam yang menjadi filosofi dasar masyarakat berjuluk negeri Serambi Madinah ini. Salah satunya adalah pakaian adat yang dikenakan oleh pria maupun Wanita Gorontalo yang terdiri dari:
Pakaian Adat Wanita Gorontalo
- Bili'u
Bili'u adalah salah satu pakaian adat Gorontalo yang wajib digunakan mempelai wanita dalam upacara adat pernikahan. Dalam tata urutan pakaian adat perempuan Gorontalo, Bili'u adalah pakaian tradisional yang paling lengkap ornamen adatnya, dan paling tinggi kedudukannya karena disertai pula dengan penggunaan mahkota adat yang lengkap.
Bili'u berasal dari kata bilowato, artinya adalah "yang diangkat". Secara harfiah dimaknai bahwa perempuan yang menggunakan Bili'u akan diangkat derajatnya dengan memperlihatkan ayuwa (sikap) dan popoli (tingkah laku) yang santun, termasuk sifat dan pembawaanya yang baik di lingkungan keluarga. Pasangan dari pakaian adat Bili'u adalah Paluwala, sebagai pakaian adat yang digunakan oleh laki-laki suku Gorontalo.
- Hamseyi
Hamseyi meupakan baju adat yang digunakan oleh perempuan Gorontalo dalam upacara adat tolobalango atau peminangan (lamaran) serta digunakan pula pada malam mopotilandahu (malam pertunangan).Â