Dear tuhan dan teman
tuhanÂ
kenapa ya aku begitu takut dalam menuliskan sebuah perpisahan, toh semuanya juga akan mengalami hal yang engkau takdirkan. begitu dekta, dan terasa untuk segera datang. aku menuliskan ini dengan gemetarm karena merasa tak lama lagi waktu itu menunjukkan aku yang mendapatkan giliran.Â
Teman
cerita yang kita ukirkan emang begitu pendek mungkin. beberapa kali peretemuan, dan entah mengfapa, bukannya aku takut untuk di tinggalkan, tapi malah entah kenapa hati ini begitu takut untuk meninggalkan. Bukan karena perasaan atau apa yang tersimpan, tapi mungkin ya ini lah yang menjadi sebuah simbol akan lemahnya manusia. Perpisahan. hal yang menbjadi ujung dari sebuah perjumpaan. mungkin di awl kita penuh denggan pertikian, mungkin di awal kita adalah rival dalam segala urusan, perbedan pikiran hngga debat panjang tak berkesudahan, tapi bgitulah yang akhirny menjadikan kita sebagai teman. teman yang terjalin bukan karena adanya seua urusan, teman yang hadir bukan karena alasan takut sendirian, tapi yang hadir sebagai buah pemikiran yang saling berlawanan. terimakasih atas emau kish yang telah kau ceriatakn, walau mungkin tidak adil karena sejatinya aku belum menecritakan satu kisahpun atas apa yang telah aku lakukan, tapi mungkin sebagai gantinya. akan kutuliskan sejarah singkat fuqhan dan beberapa pemikiran yang tidak pernah terselesaikan, karena ya demikian, terlalu banyak hal yang di rumuskan, sampai lupa bagaimana cara merealisasikan. Fiqhan Khoirul "alim, Bisakah sepeti chairil anwar atau mungkin BJ Habibi, entahlah seperti siapa fiqhan kedepannya.Â
Fiqhan bertekad untuk mendunia dan akhirat, dan teruntuk peran yang sekarang fiqhan lakukan, masih jauh dari sebuah kemanfaatan bagi dunia. fiqhan mau berperan lebih untuk di ri fiqhan sendiri, orang lain dan keluarga. tak lain karena fiqhan inginkan satu hal, yaitu beribadah atas apa yang engkau firmankan. ketika dua tahun lalu fiqhan terbesit untuk menjadi orang yang biasa, itu adalah sebuah kesalahan, karena bukan itulah yang fiqhan harapkan. Cita - cita besar yang fiqhn perjuangkan haruslah tertuntaskan. Bukan malah terhenti di jalan. fiqhan belum selelsai dalam berjuang ya tuhan. Â semua nya masih berlangkang kan ya tuhan. karena entah lah tuhan. Fiqhan belum pernah sama sekali membanggakan orang tua fiqhan. dalam tulisan ini mungkin akan tersebar, tapi mungkin juga menjadi rahasia yang tidak pernah di ketahui orang, karena sebagaimana kata seorang ilmuwan, jikalau kamu ingin menyimpan sebuah rahasia, maka tuliskan. dan hal demikian ini aku lakukan, dan entah apa lah yang entah kau takdirkan kedepan. apakah ini emang surat perpisahan, atau langkah awal fiqhan dalam melakukan perubahan, banyak hal yang belum fiqhan tuntaskan. dan banyak hal yang fiqhan ingin gapai untuk diri fiqhan sebagai muslim dalam beibadah kepada mu tuhan.
Mungkin dan yang tak akan pernah terlupakan.Â
teruntuk keluarga fiqhan, ayah, ibu. fiqhan akan buktukan bahwa fiqhan adalah anak yang dapat di banggakan. dengan komitmen awal yang selalu aku ucpakan namun mungkin tidak pernah aku utarakan, dalam sajak panjang penuh perjuangan. fiqhan hadir di tengah semuanya, menuliskan kisah dan peran dalam pendidkan dan merubah paradigma tentang susahnya belajar matematika. Mungkin kemarin tuha tidak menakdirkan fiqhan dalam bidang kesehatan. tapi kini fiqhan bertekad untuk emajukan pendidikan khussnya dalam penagajaran matematika. Hari ini fiqhan sedang belajar akan sejarah matematika dan paradigma agama menurt pemahaman prof. Quroishiahb. dalam bukunya yang luar biasa dalam akan pemahaman. hmmmmmm
mungkin cukup sekian komitmen dari fiqhan, dan selanjutnya saya pasrahkan kepada tuhan,sampai jumpa di ultah fiqhan yang ke 20 tahun. salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H