Tahap perkembangan anak-anak pertengahan (6--12 tahun) dan akhir (12--18 tahun) ditandai dengan perubahan besar dalam aspek kognitif, sosial, emosional, dan fisik. Pada periode ini, anak-anak mulai menunjukkan kemampuan berpikir logis, membangun hubungan sosial yang lebih kompleks, dan memiliki kesadaran diri yang meningkat. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran dan asesmen pada tahap ini harus memperhatikan kebutuhan perkembangan mereka secara menyeluruh, melibatkan aspek akademik, sosial, dan emosional.
Pada tahap anak-anak pertengahan, kemampuan berpikir konkret-operasional menurut teori Piaget mulai berkembang. Anak dapat memahami hubungan sebab-akibat, menyelesaikan masalah sederhana, dan mengorganisasi informasi secara logis. Strategi pembelajaran yang efektif pada tahap ini melibatkan kegiatan yang aktif dan eksploratif, seperti diskusi kelompok, eksperimen, proyek kolaboratif, atau permainan edukatif. Anak-anak pada tahap ini juga mulai menunjukkan minat yang lebih spesifik, sehingga pembelajaran yang relevan dengan minat mereka akan meningkatkan motivasi dan keterlibatan.
Saat memasuki masa remaja, kemampuan berpikir abstrak mulai berkembang. Anak-anak mulai dapat menganalisis konsep-konsep kompleks, berpikir kritis, dan membuat keputusan yang didasarkan pada logika. Strategi pembelajaran yang sesuai untuk tahap ini meliputi kegiatan seperti debat, pemecahan masalah berbasis proyek, dan simulasi dunia nyata. Pembelajaran yang mendukung kreativitas dan otonomi juga penting untuk membantu remaja mengekspresikan ide dan membangun identitas diri.
Asesmen pada tahap perkembangan ini harus mencerminkan pendekatan pembelajaran yang holistik. Ujian tertulis tetap relevan untuk mengukur pencapaian akademik, tetapi perlu dilengkapi dengan asesmen formatif yang memberikan umpan balik berkelanjutan. Asesmen autentik, seperti proyek, portofolio, dan presentasi, memungkinkan siswa untuk menunjukkan pemahaman dalam konteks dunia nyata. Contohnya, siswa dapat diminta membuat laporan eksperimen atau karya seni yang mencerminkan pemahaman mereka tentang sebuah tema.
Asesmen sosioemosional juga penting untuk memantau perkembangan keterampilan sosial dan emosional anak, seperti empati, kemampuan bekerja sama, dan pengelolaan emosi. Guru dan orang tua dapat menggunakan observasi langsung, wawancara, atau kuesioner untuk mengevaluasi aspek ini. Hal ini membantu mengidentifikasi area yang memerlukan dukungan lebih lanjut.
Lingkungan belajar yang mendukung sangat penting bagi perkembangan sosial dan emosional anak-anak pada tahap ini. Guru perlu menciptakan suasana kelas yang inklusif, ramah, dan aman, di mana siswa merasa nyaman untuk berekspresi, berkolaborasi, dan mencoba hal-hal baru tanpa takut gagal. Selain itu, dukungan konsisten dari guru dan orang tua, baik di sekolah maupun di rumah, sangat membantu anak merasa dihargai dan didukung.
Dengan pendekatan pembelajaran yang relevan dan asesmen yang komprehensif, anak-anak pada tahap perkembangan pertengahan dan akhir dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas secara akademik serta tangguh secara sosial dan emosional. Hal ini mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan perkembangan di masa depan dengan percaya diri dan keterampilan yang memadai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H