Mohon tunggu...
Fioreza F. Z
Fioreza F. Z Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, FIS, UNJ

19:45 PM - Perfect Cardamome

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PJJ di Tengah Langgengnya Kesenjangan Sosial Masyarakat Indonesia

5 Januari 2021   20:56 Diperbarui: 9 Januari 2021   20:52 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kehadiran pandemi yang tak terduga membuat banyak dampak signifikan di kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Pembelajaran daring menjadi jalan keluar guna meminimalisir persebaran pandemi di Negeri kita tercinta. Namun masih banyak hal yang perlu dievaluasi lagi dalam pelaksanaannya. Mungkin, kita anggap saja 2020 sebagai latihan bagi masyarakat untuk maju ke era perkembangan digital yang lebih luas? Bisa saja kedepannya, tidak hanya tingkat Universitas, tapi juga akan hadir sekolah-sekolah yang menggunakan model pembelajaran blended learning. Untuk itu Indonesia masih harus melaksanakan infrastruktur di bidang pendidikan dan juga internet yang memadai. Khususnya bagi mereka yang tinggal di wilayah 3T, agar tercapainya kesejahteraan masyarakat dalam mengakses internet. Saat ini, agar tidak menjadi sia-sia, mungkin dana yang dikeluarkan untuk biaya kuota masyarakat khusus 3T dialihkan untuk pembangunan jaringan internet di wilayah tersebut.

Indonesia sebenarnya memiliki strategi yang digunakan kala PJJ. Strategi tersebut adalah menciptakan metode yang dapat memberikan impuls kepada peserta didik agar antusias dalam belajar. Maka dari itu sebaiknya tenaga pendidik juga diberikan pelatihan untuk menciptakan konten pembelajaran yang menarik. Jika konten pembelajaran yang dibuat menarik maka feedback yang diberikan oleh peserta didik umumnya akan banjir dengan positif. Sosialisasi mengenai pelaksanaan PJJ juga sebaiknya dilakukan secara membumi kepada pihak keluarga. Orangtua sebagai pendamping anak di rumah dapat menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan sekolah, terutama para guru. Karena pada dasarnya sekolah dan keluarga adalah dua agen yang lekat pada pembentukan karakter seorang anak. Dengan terjalinnya komunikasi maka dapat menghindari berbagai kesalahpahaman mengenai pendidikan di masyarakat.

Pandemi memang memberikan banyak dampak negatif di masyarakat, akan tetapi pandemi juga membawa peluang untuk kemajuan pendidikan 4.0. Kerja sama yang optimal antara pemerintah dan masyarakat juga terciptanya pendidikan yang “sukses” tentu terkesan utopis, karena selama masih adanya kelas yang didominasi maka reproduksi kesenjangan sosial akan terus berjalan. Maka dari itu membangun kesadaran betapa dalam dan pentingnya pendidikan di masyarakat sangat dibutuhkan. Supaya masyarakat Indonesia menjadi mampu untuk lebih upgrade lagi dalam aspek pendidikan di masa depan.

 

Daftar Pustaka:

- Buku dan Jurnal:

A. Tabi’in. (2020). Problematika Stay At Home Pada Anak Usia Dini Di Tengah Pandemi Covid 19. Jurnal Golden Age, Universitas Hamzanwadi, 4(1), 190–200.

Atsani, K. L. G. M. Z. (2020). TRANSFORMASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19. Al-Hikmah : Jurnal Studi Islam, 1(1), 82–93.

Bourdieu, P., & Jean Claude Passeron. (1996). Reproduction in education, society and culture. London: Sage Publications.

Fatmawati, N. I. (2020). PIERRE BOURDIEU DAN KONSEP DASAR KEKERASAN SIMBOLIK. Madani Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 12(1), 41–60.

Junaedi, F. dkk (2020). Dinamika Komunikasi di Masa Pandemi Covid-19. Yogyakarta: Buku Litera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun