Bidan adalah sebuah profesi yang sangat mulia. Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah, banyak skill yang perlu diasah agar menjadi seorang yang professional. Sama halnya dengan menjadi dokter, bidan juga membutuhkan keahlian untuk menguasai keahlian tersebut. Hal-hal kecil seperti menenangkan ibu yang hendak melahirkan pun dibutuhkan untuk menjadi seorang bidan.
Pada zaman dahulu, profesi bidan belum ada seperti sekarang. Maka orang-orang terdahulu melahirkan seorang keturunan tanpa pertolongan tenaga medis, terlebih lagi orang-orang desa. Biasanya mereka hanya mengandalkan bantuan dari orang-orang sekitar saja yang sudah terbiasa dengan hal tersebut. Lalu lantaskah bidan hanya menemani dan menenangkan mereka saja?
Mungkin sebagian orang beranggapan jika bidan adalah sebuah profesi yang kurang dibutuhkan. Namun, dengan adanya bidan, Kesehatan ibu dan anak lebih terjaga. Terlebih lagi untuk program Keluarga Berencana, bidan  memberikan edukasi dan pengawalan kepada masyarakat tentang hal tersebut. Dari awal mula masa pranikah hingga masa menyusui, bidan melakukan bimbingan untuk mereka. Edukasi yang diberikan juga tidak hanya tertuju untuk ibu dan anak saja, tetapi kepada keluarga dan saudara agar tidak mudah untuk memercayai hal-hal mitos zaman terdahulu.
Bidan juga melakukan evaluasi, survei, dan penelitian terhadap masyarakat sekitar. Hal ini membantu untuk memantau kondisi kesehatan antara ibu dan anak, serta keluarga. Sehingga pemerintahan juga terbantu dengan adanya bidan untuk mengetahui dan menjaga kondisi masyarakat sekitar.
Profesi bidan tidak dapat berdiri sendiri, tiap tenaga medis tentunya masih membutuhkan satu sama lain agar pelayanan jauh lebih mudah dan tepat. Maka dari itu, dengan adanya profesi yang ahli dalam bidangnya dapat bekerja sama satu sama lain meskipun dengan hal kecil sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H