Mohon tunggu...
Fiorentino R W P
Fiorentino R W P Mohon Tunggu... Teknisi - S1 PWK UNEJ
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

-Not Detected-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Perencanaan Industri Pertanian Beras

30 Juni 2021   16:07 Diperbarui: 30 Juni 2021   16:20 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang memiliki tanah yang subur oleh karena itu Negara Indonesia dijuluki sebagai Negara yang agraris, karenanya Negara Indonesia mendapat peringkat ketiga penghasil beras sedunia. Sejak tiga tahun terakhir, produksi padi Indonesia berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yakni sebesar 54,65 juta ton pada 2020. Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga penghasil beras terbanyak di dunia. Data dari FAO, posisi pertama ditempati negara Tiongkok dengan produksi padi mencapai 214 juta ton.

Posisi kedua ditempati India dengan produksi padi mencapai 172 juta ton. Mengenai hal tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Bapak Suwandi menyebutkan bahwa untuk daerah penghasil padi terbesar di Indonesia masih berada di pulau Jawa, yakni Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat serta pulau lain di Sulawesi, yakni pada Sulawesi Selatan. Keempat wilayah tersebut memiliki luas panen lebih dari 1 juta hektar dengan masing masing produksi lebih dari 5 juta ton beras dalam setahun. Di sisi lain, Indonesia juga merupakan negara dengan konsumsi beras terbesar di dunia. Setidaknya ada 270 juta penduduk yang selama ini bergantung pada makanan pokok jenis beras. Meskipun sebagian kecilnya ada juga yang bergantung pada konsumsi bahan pangan lokal yang lain.

Dalam proses perencanaan industri pertanian beras, langkah awal yang dilakukan oleh pihak produksi yaitu pemilihan benih dan persemaian. Dalam hal ini pemilihan bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu pemilihan varietas, pemilihan benih, pematahan dormasi, dan menentukan benih beras, serta persemaian. Pemilihan varietas di tinjau dari pemilihan varietas yang unggul, adaptif lingkungan septik, umur panen sesuai dengan pola tanam dan ketersediaan airnya. Pada pemilihan benih meninjau benih memiliki berat jenis tinggi, dormasi benih telah dilewati serta mampu memberikan pertumbuhan yang cepat dan seragam. Pematahan dormasi ialah suatu kondisi benih yang hidup, tetapi tidak dapat berkecambah meskipun dikecambahkan dalam kondisi optimum untuk perkecambahan. Pada saat menentukan benih beras ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu, yang pertama menggunakan air dan menggunakan larutan pupuk Amonium Sulfur atau (ZA), menggunakan kedua hal tersebut untuk mendapatkan dan menentukan benih beras mana yang cocok dan berkualitas.

Pada tahap kedua yaitu persemaian. Persemaian dilakukan untuk membuat benih yang sudah bagus dan layak di tanam mendapatkan sumpelem atau nutrisi yang baik sehingga kemudian hari mendapatkan beras yang unggul. Tahap ketiga setelah pemilihan benih dan persemaian yaitu, persiapan Lahan dan Perawatan. Pada pelaksanaan tahap ketiga yaitu persiapan lahan dnegan memupuk lahan dengan pupuk kompos. Tahap selanjutnya ialah menanam. Penanaman ini dilakukan sesuai prosedur yang berlaku atau sesua benih yang dipakai. Tahap selanjutnya yaitu melakukan penyulaman, pengairan secara berkala, penyiangan, pemupukan, pengedalian Organisme Pengganggu Tanaman atau dapat disingkat OPT. Setelah penanaman dan perawatan hingga sampai akhirnya pada waktunya panen.

Panen tepat waktu dengan benar sesuai apa yang diterapkan dapat menjamin perolehan hasil panen secara kuantitas maupun kualitas, yang akan menentukan tingkat pendapatan usaha tani padi. Setelah dipanen yaitu pasca panen. Untuk penanganan pasca panen dengan gabah dikeringkan dalam waktu 2 jam, setelah itu di balik agar mendapatkan beras kerimg merata. Setelah itu gabah kering ini dimasukkan ke karung dan diangkut ke gudang untuk disimpan atau dimasukkan ke pabrik penggilingan (jika proses dilakukan menggunakan alat canggih).

Saat setehah digiling dan gabah menjadi beras, saatnya di packing, yaitu dengan menimbang sesuai kebutuhan manusia pada layaknya. Biasanya bersan ini di packing dengan berat 5 kg, 10 kg, 50 kg, ataupun 100kg. Dikemas penggunakan karung plastic dan setelah itu proses distribusi. Saat semua sudah selesai saatnya di perjual belikan di pasar swalayan, pasar tradisional, toko klontong, warung sembako, dan lain lain. Adapun distribusi sampai diluar negeri karena beras dengan varietas lebih unggul disbanding produsen lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun