Mohon tunggu...
Fiona Hutagaol
Fiona Hutagaol Mohon Tunggu... lainnya -

lulusan baru sarjana ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kegemaran Membaca Komik yang Tidak Dibatasi Usia

25 Oktober 2012   05:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:25 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kecil saya sangat suka membaca. Hal ini berawal dari kebiasaan orang tua saya rajin membelikan buku cerita, bahkan kadang membacakannya pula untuk saya sebelum tidur malam. Perkenalan saya dengan komik (khususnya, manga yang merupakan komik buatan jepang) terjadi ketika usia saya sekitar delapan atau sembilan tahun. Saat itu, saya berkunjung ke rumah kerabat saya yang usianya jauh lebih tua. Saya dipinjamkan buku-buku komik. Di situlah saya baru tahu bahwa film kartun yang saya tonton selama ini ternyata ada versi komiknya. Kerabat saya dengan senang hati memberikan komik Sailor Moonnya pada saya. Itulah komik pertama yang saya miliki.

Semenjak perkenalan saya dengan komik tersebut, saya menjadi tertarik baca komik. Berikutnya, tiap berkunjung ke rumah kerabat tersebut, saya pasti membaca komik-komiknya, seperti Kobo Chan dan Doraemon.Akhirnya, tiap bulan saya meminta ke orang tua saya untuk dibelikan komik Doraemon. Seiring bertambahnya umur, genre dan jumlah komik yang saya baca semakin bertambah. Jika pada usia sembilan tahun tersebut saya hanya mengoleksi satu judul saja dengan tema anak-anak, maka menginjak kelas enam SD saya sudah mulai membaca komik yang ada unsur romantismenya. Sampai sekarang pun, saya masih menyukai dan mengoleksi komik, di samping novel.

Ketertarikan saya dengan komik yang tak lekang oleh waktu disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, saya memang menyukai keindahan visual. Berbeda dengan buku cerita yang ilustrasinya hanya sedikit, komik mengandalkan ilustrasi untuk bercerita. Saya sendiri memang sangat menyukai visual. Kedua, tema ceritanya yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.  Ketika membaca komik, saya seolah terlarut dalam alur cerita yang disajikan komik tersebut. Ketiga, genrenya yang luas. Komik Jepang menyasar semua kalangan, tidak hanya untuk anak-anak, tetapi untuk dewasa. Oleh karena itu, terdapat genre seperti romance, misteri, historis, tragedi, dan lainnya yang lebih dipahami oleh pembaca berusia dewasa. Keempat, perkenalan dan pemahaman budaya asing, terutama Jepang. Dengan membaca komik, saya mengetahui gambaran tradisi dan budaya masyarakat Jepang. Hal ini bahkan sempat menimbulkan keinginan saya untuk belajar bahasa Jepang.

Demikianlah sedikit yang saya bagikan tentang ketertarikan saya terhadap komik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun