Mengapa demikian? Tidak sedikit orang yang selalu mengikuti pendapat orang lain terhadap kita yang mana dengan mengikuti pendapat orang lain secara terus menerus tidak membedakan kita dengan budak.Â
Pendapat orang lain sudah termasuk diluar kontrol kita dan jika kita menggantungkan kebahagiaan pada sesuatu yang tidak bisa kontrol akan beresiko merasakan kekecewaan, seperti kita mengikuti pendapat orang lain terus menerus. Saat kita terus menerus ingin menyenangkan orang lain, memenuhi ekspektasi mereka, mendapatkan validasi dari orang lain, tanpa sadar kita sudah diperbudak oleh pendapat orang lain.
Pada filosofi ini, mengajarkan untuk dapat hidup tenang dan bebas dari emosi negatif yang mana memicu kebahagiaan dengan berpikir menggunakan nalar atau rasio.Â
Sederhananya, emosi negatif ini dipicu oleh pemikiran kita sendiri yang mengubah interpretasi menjadi negatif. Namun ternyata, kebahagiaan bisa lebih mudah untuk diperoleh tanpa mengesampingkan nalar dengan menerapkan Filosofi Stoisisme ini.Â
Dengan mempelajari filosofi ini, hidup akan menjadi lebih tenang karena tidak mudah terpengaruh oleh emosi negatif dan selalu berkepala dingin layaknya manusia yang memiliki akal sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H