Mohon tunggu...
Fiona Febriani
Fiona Febriani Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

halo,perkenalkan saya fiona. mahasiswi unisnu jepara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Indonesia Generasi Unggul dalam Anak Usia Dini

7 Januari 2023   00:30 Diperbarui: 7 Januari 2023   00:40 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Unggul terdiri dari orang-orang yang menghargai dan memperjuangkan kebenaran. Anak manusia harus menghargai kebijaksanaan untuk menemukan kebenaran. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sepanjang hidup seseorang, sejak bayi hingga dewasa, tentu saja merupakan sumber kebijaksanaan terbaik. Anak manusia pada hakekatnya adalah seorang individu, tetapi lebih dari itu, ia juga merupakan makhluk sosial. sehingga mentalitas anak manusia akan terpengaruh oleh apa yang terjadi di dalam. Saat mereka belajar melalui pengalaman, semua yang mereka ketahui akan menjadi sumber pengetahuan, dan pada akhirnya, anak manusia akan mencapai potensi penuh mereka. Kecerdasan dan pemahaman keberadaan manusia seseorang juga akan meningkat dengan bertambahnya pengetahuan.

Pendidikan karakter merupakan proses tanpa akhir yang tidak pernah berakhir. Ada pula gagasan "long life education" yang menyatakan bahwa pemahaman masyarakat tentang apa yang terjadi dan dipahami akan terus berkembang sejalan dengan pengetahuannya. Kualitas berkelanjutan akan dihasilkan melalui perbaikan diri dan evaluasi diri; kualitas diri ini akan mengaktualisasikan perilaku dalam eksistensi diri dan meningkatkan pemahaman ilmiah. terwujudnya generasi unggul bangsa yang menerapkan teori dan konsep nilai sehingga tertanam dalam diri anak manusia. Anak yang dididik dengan baik sejak dini akan menjadi harapan bangsa yang berkarakter karena pendidikan karakter harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai filosofis dan mengamalkan seluruh karakter bangsa secara utuh (kaffah). Bangsa yang berkarakter dan beridentitas tinggi mencegahnya untuk mudah dijajah oleh bangsa lain dan memastikan bahwa generasi bangsa akan menjaga kedaulatannya.

Untuk mencetak generasi unggul dan sukses hidup di tengah persaingan global dapat dilakukan dengan jalan menyelenggarakan pendidikan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, kemampuan, minat, dan bakatnya. menyelenggarakan pendidikan untuk mencegah perilaku kekerasan pada anak.Menyelenggarakan pendidikan yang memperlakukan anak dengan ramah, menyelenggarakan pendidikan yang memanusiakan anak, dan menyelenggarakan pendidikan yang memenuhi hak-hak anak. Hal tersebut akan terwujud jika pendidikan yang demikian dilakukannsejak anak usia dini (PAUD). Pada awalnya, hanya lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) yang mengalami perkembangan pesat di Indonesia hingga penghujung 1999. Bahkan, dahulu lembaga ini hanya berkembang di daerah-daerah perkotaaan. Namun, perluasan taman kanak-kanak kini telah menyebar ke daerah pedesaan. Sementara TK/RA berkembang pesat, lembaga PAUD lain seperti TPA dan KB tampaknya tidak berpartisipasi pada saat itu. Itu masih sangat jarang terjadi, bahkan di perkotaan. Masih jarang ditemukan lembaga PAUD yang menyelenggarakan TPA dan KB di kota-kota besar, apalagi di pedesaan.

PEMBAHASAN

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar siap sekolah. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan yang merupakan upaya pembinaan terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Hal itu dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar siap menempuh pendidikan formal, nonformal, dan informal di masa mendatang. Salah satu jenis pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar pertumbuhan adalah pendidikan anak usia dini. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosiol emosional (perilaku dan sikap, agama, serta bahasa dan komunikasi) sesuai dengan individualitas dan tahapan perkembangan yang dilalui pada masa anak usia dini.

Pendidikan, psikologi, kedokteran, dan psikiatri semuanya berkembang pesat pada saat ini. Cara mengasuh dan mendidik anak telah berubah dari situasi ini, yang telah memberikan wawasan baru dalam pemahaman kita tentang anak dan juga kita dapat menjadikan anak Indonesia generasi yang unggul. Menurut Howard Gardner, ada delapan domain kecerdasan atau kecerdasan yang dimiliki setiap orang, termasuk anak-anak. Setiap anak memiliki kecerdasan majemuk, atau kecerdasan majemuk. Kecerdasan musikal, kinestetik tubuh, logika matematika, linguistik (verbal), spasial, naturalis, interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal adalah delapan domain tersebut. Dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk memaksimalkan potensinya sendiri, Kecerdasan Ganda ini harus diselidiki dan dikembangkan.

Pendidikan karakter pada intinya merupakan proses pendidikan yang menanamkan nilai-nilai etik dan moral sehingga pada akhirnya menjadi kebiasaan (habit) yang ditanamkan pada generasi bangsa sebagai anak-anak yang akan melanjutkan perjuangan, memiliki kehidupan yang lebih baik. masa depan bangsa, dan memiliki jati diri bangsa. yang mampu mengharumkan nama bangsa. Tujuan pendidikan karakter yang dilaksanakan secara metodis dan terorganisir adalah untuk menghasilkan generasi yang berkarakter bangsa. Sebelum Indonesia merdeka, pendidikan karakter bangsa sudah ada. Pahlawan Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara menganut tujuh prinsip yang sama dengan Prinsip Taman Siswa dari tahun 1922:

1. hak menguasai diri setiap orang dengan maksud memelihara ketertiban dan persatuan dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Mendidik anak untuk membebaskan pikiran, pikiran, dan tenaganya itulah yang dimaksud dengan mengajar.

3. Pendidikan dan kehidupan harus berdampingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun