Kemandirian merupakan kemampuan untuk melakukan dan mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukannya serta untuk menjalin hubungan yang suportif dengan orang lain. Steinberg membagi kemandirian dalam tiga tipe, yaitu kemandirian emosional (emotional autonomy), kemandirian behavioral (behavioral autonomy), dan kemandirian nilai (values autonomy).
- Kemandirian Emosional (Emotional Autonomy). Beberapa hasil studi menunjukkan perkembangan kemandirian emosional terjadi pada rentang waktu yang cukup lama. Perkembangannya dimulai pada awal masa remaja (early in adolescence) dan dilanjutkan secara lebih sempurna pada masa dewasa awal (young adulthood). Menurut Silverberg ada empat dimensi aspek kemandirian emosional, yaitu (1) sejauh mana remaja mampu melakukan de-idealized terhadap orang tua, (2) sejauh mana remaja mampu memandang orang tua sebagai orang dewasa pada umumnya (parents as people), (3) sejauh mana remaja tergantung kepada kemampuannya sendiri tanpa mengharapkan bantuan emosional orang lain (non dependency), dan (4) sejauh mana remaja mampu melakukan individualisasi di dalam hubungannya dengan orang tua.
- Kemandirian Perilaku (Behavioral Autonomy). Kemandirian perilaku (behavioral autonomy) merupakan kapasitas individu dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Remaja yang memiliki kemandirian perilaku (behavioral autonomy) berarti bebas dari pengaruh pihak lain dalam menentukan pilihan dan keputusan. Tetapi bukan berarti mereka tidak perlu pendapat orang lain. Kemandirian perilaku, khususnya kemampuan mandiri secara fisik sesungguhnya sudah berkembang sejak usia anak (Hanna Widjaja, 1986) dan meningkat dengan sangat tajam pada usia remaja. Peningkatan tersebut bahkan lebih pesat dari pada peningkatan pada kemandirian emosional. Hal ini bisa terjadi karena didukung oleh perkembangan kognitif individu yang semakin berkualitas. Dengan perkembangan kognitif seperti ini individu semakin mampu memandang ke depan, memperhitungkan risiko-risiko dan kemungkinan hasil-hasil dari alternatif pilihan mereka, dan mampu memandang bahwa nasehat seseorang bisa tercemar/ternoda oleh kepenringan-kepentingan dirinya sendiri (Steinberg, 1993).
- Kemandirian Nilai (Values Autonomy). Menurut Rest (Steinberg, 1995 : 307) kemandirian nilai berkembang selama masa remaja khususnya tahun-tahun remaja akhir. Perkembangannya didukung oleh kemandirian emosional dan kemandirian perilaku yang memadai. Menurut Steinberg, dalam perkembangan kemandirian nilai, terdapat tiga perubahan yang teramati pada masa remaja. Pertama, keyakinan akan nilai-nilai semakin abstrak (abstract belief). Kedua, keyakinan akan nilai-nilai semakin mengarah kepada yang bersifat prisip (principled belief). Ketiga, keyakinan akan nilai-nilai semakin terbentuk dalam diri remaja sendiri dan bukan hanya dalam sistem nilai yang diberikan oleh orang tuanya atau orang dewasa lainnya (independent belief). perkembangan kemandirian nilai membawa perubahan-perubahan pada konsepsi-konsepsi individu tentang moral, politik, ideologi, dan persoalan-persoalan agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!