Mohon tunggu...
Finti Jelita
Finti Jelita Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa jurusan sastra Indonesia, hobby saya adalah tidur serta bermimpi

Selanjutnya

Tutup

Seni

Ulasan Tentang Pertunjukkan Teater Lonceng Yang Berjudul "Manufaktur Anatomi Kera"

21 Desember 2022   20:00 Diperbarui: 21 Desember 2022   20:03 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini adalah tontonan teater pertama saya, jadi kesan dari teater ini bisa memicu saya untuk lebih mendalami tentang pertunjukkan kedepannya ataupun sebaliknya. Kelompok teater yang melakukan pertunjukkan adalah salah satu kelompok teater yang berasal dari Universitas Pamulang, dan berikut adalah beberapa ulasan dari pertunjukkan teater dengan judul "Manufaktur Anatomi Kera" : 

23 September 2022 adalah waktu pementasan teater ini dan saya menghadirinya bersama dengan teman-teman sekelas saya. 

a. Panggung, saat saya memasuki ruang pementasannya, suasananya hening, gelap dan sangat tenang. Sampai saat lampu sorot mulai menyala di tengah-tengah panggung, dan waahhhh panggungnya keren banget, penataannya rapi dan bagus. 

b. Tokoh dan penokohan, Tokoh dan penokohannya sangat bagus dalam membawa perannya masing-masing, bisa menyampaikan setiap maksud dari setiap yang dilakukan, hanya saja ada dua tokoh yang mendapat peran lebih dari satu dan itu cukup membuat bingung, yang membedakan perannya adalah dari pakaiannya saja. Menurut saya alangkah baiknya jika dua peran yang lain dilakukan oleh orang yang berbeda itu akan membuat pementasannya lebih sempurna. 

c. Alur, Alur yang digunakan dalam pementasan ini adalah alur maju mundur, para pemain sukses berperan sesuai dengan alur walau pada saat pertunjukkan awal sempat bingung arah ceritanya mau kemana, tetapi pada pertengahan cerita semua berjalan dengan sangat baik. 

d. Penampilan atau Kostum, Kostum yang digunakan dalam pertunjukkan sangat bagus dan benar-benar menggambarkan pakaian manusia kera pada zaman dahulu kala, dengan buku diseluruh wajah, tangan dan kaki. Hanya saja saya bertanya-tanya mengapa tidak ada ekor manusia keranya? apakah keranya berevolusi atau bagaimana? hehehe, tapi terlepas dari itu semua menurut saya pementasan teater ini hampir sempurna. 

e. Simbol, pertunjukkan teater ini menggunakan beberapa simbol di dalamnya. Simbol-simbol yang digunakan adalah mulai dari suara, warna dan juga bentuk. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun