Mohon tunggu...
Fintecher
Fintecher Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Pasar Modal

Penikmat Fintech (Financial Technology)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Awas, Loe Generasi Bumerang Bukan?

14 Juni 2017   13:35 Diperbarui: 14 Juni 2017   13:41 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi Bumerang (Foto: Getty Images/Daily Mail)

Banyak dari Loe pasti masih asing dengan istilah ini. Generasi Bumerang. Istilah ini memang booming di Amerika pada 1982 dan 2001 dan di Inggris pada 2014. Indonesia? Belum begitu. Meski tak seheboh di Amerika, senyatanya fenomena generasi bumerang ini ada juga di Indonesia. Atau karena ketidaktahuan,  Loe jangan-jangan justru sudah masuk di dalamnya. Ikut prihatin, deh!

Loe tahu bumerang? Bumerang itu senjata lempar khas suku Aborigin dari Australia yang digunakan untuk berburu. Alat berburu ini didesain sedemikian rupa sehingga begitu dilempar bisa kembali lagi ke si pelempar.

Dalam perjalanan waktu istilah bumerang masuk ranah sosial dan ekonomi. Entah siapa yang menggunakannya untuk pertama kalinya (perlu eksplorasi khusus). Istilah bumerang disandingkan dengan kata"generasi" untuk menggambarkan anak-anak yang terpaksa kembali ke rumah karena  faktor menganggur.

Ibarat bumerang, anak-anak yang sudah dilepas ini kembali ke orang tuanya. Mereka ini kembali tentu bukan karena kemauan mereka, tetapi karena keadaan yang memaksa mereka memilih jalan pulang.  

Generasi bumerang ini terpaksa menjadi pengangguran karena lapangan pekerjaan sedikit.Sebagai catatan, pada saat itu Amerika sedang resesi. Bukannya malas mencari pekerjaan dan apartemen (kos) sendiri, generasi yang biasanya remaja ini memang tak menemukan pekerjaan. Susah dapat pekerjaan,cing!

Pew Research Center menemukan mayoritas generasi bumerang ini sebenarnya tidak ingin tinggal bersama orang tua mereka. Namun situasi memaksanya untuk tinggal bersama orangtuanya lagi.

Di Indonesia sendiri fenomena generasi bumerang sebenarnya ada, meski belum ada penelitian khusus.  Tragisnya, hingga menikah dan memiliki anak pun mereka terpaksa tinggal bersama orangtua atau  pondok mertua indah.

Ironisnya, mereka inimuda dan terdidik, tetapi sayangnya mereka tak punya pendapatan dan kehilangan pengalaman kerja nyata. Tanpa dua hal ini pada usia produktif, mereka pun disebut generasi yang hilang. Mereka kehilangan kesempatan. Jalan tengahnya, ya mau apa lagi: kembali hidup bersama orangtua.

Kehadiran generasi bumerang ini jelas menjadi persoalan serius karena orang tua (ayah dan ibu) lantas menjadi generasi terjepit yang harus mengurus anak dan kakek-nenek. Memang, situasi semacam ini kalau tidak ditangani secara bijaksana, akan menyebabkan keuangan keluarga babak-belur. Keberadaan generasi bumerang membebani keuangan keluarga.

Merancang keuangan keluarga secara cerdas menjadi urgent. Orangtua perlu memiliki perencanaan (budgeting) untuk pos-pos pengeluaran prioritas kebutuhan rutin bulanan beserta alokasinya dan menjalankan rencana tersebut dengan disiplin. Kalau tergolong menjadi pribadi yang tidak disiplin, platform modern seperti IPOTPAY bisa menjadi solusi.

Plaform ini hadir dengan fitur-fitur unggulannya mulai dari pembayaran, pembelian hingga transfer uang,. Dengan fitur smart calendar, lengkap dengan schedule payment, platform ini mampu mengatur jadwal pembayaran, pembelian, dan transfer dana secara berkala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun