Mohon tunggu...
Finsensius Yuli Purnama
Finsensius Yuli Purnama Mohon Tunggu... -

minat: kajian budaya dan media

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Energi Alternatif: Pelatihan Briket Sampah Organik dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fakultas Teknik UKWMS

24 Juli 2010   03:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:38 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_203123" align="alignleft" width="154" caption="Pelatihan pembuatan briket arang dari sampah organik."][/caption] Sesuai tema 50 tahun UKWMS, “Sharing Expertise With Other”, Jurusan Teknik Elektro dan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik UKWMS mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat bagi siswa dan guru Sekolah Luar Biasa (SLB). Kegiatan diselenggarakan pada Senin, 19 Juli 2010 di SLB Negeri Gedangan, Sidoarjo. Para guru dan mahasiswa mendapatkan pelatihan pemahaman pembangkit listrik tenaga surya untuk peningkatan sumber daya manusia, dan pembuatan briket dari sampah organik. Bertindak sebagai pemateri dalam pelatihan ini adalah tim dosen dari Jurusan Teknik Elektro dan Jurusan Teknik Kimia.

[caption id="attachment_203126" align="alignleft" width="150" caption="Pelatihan pembuatan pembangkit listrik tenaga surya."][/caption]

“Program ini merupakan hasil peneletian saya yang mendapatkan Grand ABDIMAS dari LPPM”, papar Albert Gunadhi, ST, MT, salah satu dosen Jurusan Teknik Elektro yang menjadi ketua tim pelatihan pemahaman pembangkit listrik tenaga surya untuk peningkatan sumber daya manusia. Lebih lanjut, Albert Gunadi, ST, MT menambahkan bahwa pelatihan di SLB ini merupakan program pendukung, sedangkan program utamanya akan diselenggarakan di Kecamatan Gayungan, Surabaya.

Masih berkait dengan upaya penggunaan energi alternatif, Ir. Setiyadi, MT, dosen Fakultas Teknik UKWMS memberikan pelatihan pembuatan briket dari sampah organik. “Penggunaan briket dari sampah organik jauh lebih aman dibandingkan dengan tabung gas yang akhir-akhir ini ditemukan meledak di berbagai tempat”, paparnya menjelaskan. Selain itu, sampah-sampah organik yang selama ini dibuang begitu saja dapat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Proses pembuatan briket dari sampah organik cukup sederhana. Sampah daun atau sekam kering cukup dibakar di dalam drum, kemudian setelah membara ditutup agar tidak bercampur dengan oksigen. Hal ini dilakukan agar arang dari sampah tersebut tidak menjadi abu. Setelah itu, arang tipis-tipis tersebut dicampur dengan air dan kanji sebagai perekat. Kemudian proses pencetakan dan pengeringan. “Meskipun begitu, yang susah adalah mengubah gaya hidup masyarakat. Masyarakat sudah terbiasa memakai elpiji atau minyak tanah, jadi susah untuk beralih menggunakan briket ini”, papar Ir. Setiyadi, MT melanjutkan. (finsensius)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun