Mohon tunggu...
Finola Dwi Seprita
Finola Dwi Seprita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

UIN IMAM BONJOL PADANG

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stop Body Shaming, Yuk Saling Menghargai!

10 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 10 Juni 2023   22:42 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih banyak sekali orang-orang yang melakukan tindakan body shaming tanpa memikirkan bagaimana perasaan orang lain.Terkadang hidup ini terlalu banyak hinaan yang masuk kedalam telinga hingga diri terus bertanya "harus jadi manusia seperti apa?".Tidak ada orang di dunia ini yang suka di body shaming meskipun,di hadapanmu ia terlihat biasa saja,tampak kuat dan tersenyum, tapi kita tidak pernah tahu bagaimana perasaannya setelah kamu mengatakan hal tersebut. 

Body shaming merupakan tindakan yang menilai,menghina fisik atau citra diri seseorang sehingga memunculkan perasaan malu pada seseorang tersebut.Body shaming memiliki dampak tertentu.Pertama,membuat seseorang merasa insecure dan tidak percaya diri sehingga membuat ia menarik diri dari lingkungannya.Kedua menyendiri,seseorang yang mengalami body shaming berpotensi memiliki keinginan untuk tidak melakukan interaksi dengan yang lain.

Ketiga,membuat seseorang menjadi tidak berkembang,seseorang yang mengalami body shaming akan membuat ia sulit memotivasi diri untuk survive dan meraih kesuksesan karena memiliki kepercayaan diri yang rendah, akibat perundungan yang dialaminya.Keempat, keinginan mengakhiri hidup.Jika seseorang terus mendapatkan body shaming dari orang-orang di sekitarnya hal itu dapat berdampak buruk pada kesehatan mentalnya karena, ia merasa tidak berharga,menyalahkan diri sendiri,merasa tidak diinginkan, dan lainnya sehingga memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidupnya.

Apapun alasannya melakukan body shaming itu tidak dibenarkan.Walaupun hanya sekedar berkata "loh kamu jerawatan ya sekarang? " meski hanya bermaksud basa-basi atau bercanda saja itu akan berdampak sekali bagi kesehatan mental seseorang.Pelaku body shaming sering kali kita temukan dilingkungan pertemanan,masyarakat,bahkan dilingkungan keluarga sekali pun.Beberapa waktu lalu ada salah seorang atlet angkat besi yang bernama Nurul Akmal yang mendapatkan perilaku body shaming.Ia dibilang yang paling kurus padahal ia telah menunjukkan prestasinya di ajang internasional.

Hal ini,membuktikan bahwa siapa saja dapat terkena body shaming.Salah satu contoh akibat body shaming yang paling fatal seperti yang terjadi pada remaja di thailand yang berusia 17 tahun ia nekad bunuh diri di sekolah karena selalu dipanggil gendut oleh teman- temannya.Mengutip laman worldofbuzz.com, pada Jumat 10 Agustus 2018 lima tahun yang lalu, rekaman detik-detik pelajar ini melompat dari lantai 5 gedung sekolahnya yang beredar di media sosial.

Tidak bisa dianggap main-main, ternyata perbuatan body shaming atau penghinaan fisik di media sosial maupun ruang publik dapat dilaporkan ke kepolisian dan dijerat dengan Pasal 27 ayat 3 dan Pasal 45 ayat 3 UU ITE tentang pencemaran nama baik/penghinaan (delik aduan) serta Pasal 315 KUHP tentang penghinaan ringan.

Dalam Pasal 27 ayat 3 UU ITE berbunyi “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik dengan ancaman pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 750 juta.

Sedangkan, berdasarkan Pasal 315 KUHP berbunyi “Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran atau pencemaran tertulis yang dilakukan terhadap seseorang, baik di muka umum dengan lisan atau tulisan, maupun di muka orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan, atau dengan surat yang dikirimkan atau diterimakan kepadanya, diancam karena penghinaan ringan dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”.

Kita tahu banyak orang di luar sana  yang berusaha menerima dirinya apa adanya di balik kekurangannya tetapi, masih saja ada orang-orang yang melakukan tindakan body shaming dengan alasan bercanda namun, hal tersebut tidak bisa dibenarkan. Kita tidak tahu bagaimana usaha mereka untuk menghilangkan rasa insecure,dan perjuangan mereka dalam memperbaiki diri itu seperti apa.

Jadi berpikir dahulu sebelum melontarkan kata-kata.Karena apa yang kita tanam itulah yang kita tuai.Mari kita menghargai keberagaman dengan menjaga perasaan satu sama lain dengan tidak merundung secara fisik status sosial dan yang lainnya.

kita harus ingat bahwa setiap orang memiliki keunikan dan kekhasan yang menjadikan mereka seutuhnya, saling menghargai, dan mendukung adalah kunci untuk menjalin kehidupan yang rukun dan harmonis.Yuk stop body shaming,mari kita saling menghargai!. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun