Mohon tunggu...
Finna Huang
Finna Huang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bagaimana Pola Makan Mempengaruhi Penyakit Jantung Iskemik dan Diabetes Tipe Dua?

17 November 2022   21:05 Diperbarui: 17 November 2022   21:55 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara yang cukup umum dengan berbagai penyakit dalam seperti, serangan jantung, diabetes akut, gagal organ, dan masih banyak lagi. Hal tersebut disebabkan oleh kombinasi pola hidup yang kurang sehat dengan polusi lingkungan. 

Kombinasi penyakit jantung dan diabetes merenggut sekitar 17.9 juta jiwa setiap tahunnya (Khan et al. 2020; Lin et al. 2020). Penyakit jantung iskemik, yaitu serangan jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah sehingga jantung tidak menerima oksigen yang cukup (Indriyati et al. 2021).

Penyempitan pembuluh darah umumnya terjadi karena terdapat penumpukan lemak atau kalsium. Di sisi lain, diabetes melitus tipe dua disebabkan oleh kurangnya produksi insulin oleh sel beta pankreas sehingga glukosa tidak dapat diproses menjadi glikogen (Galicia-Garcia et al. 2020).

Penyebab utama penyakit tersebut dikaitkan kepada produksi TMAO (trimetilamin N-oksida) dan SCFA (short chain fatty acids). Untuk menanggulangi penumpukan kedua senyawa tersebut, beberapa penelitian telah mempelajari dampak pola makan tertentu terhadap respon tubuh dan kemungkinan timbulnya penyakit jantung dan diabetes.

Salah satu penelitian yang membahas tentang korelasi antara pola makan dan pencegahan penyakit jantung iskemik adalah bagaimana konsumsi pola makan mediteranian yang mengandung minyak esensial dari savory, rosemary dan parsley dapat mencegah peluang seseorang menderita penyakit jantung iskemik. 

Minyak esensial dari ketiga tanaman tersebut dapat menekan peluang seseorang terkena penyakit jantung melalui beberapa mekanisme, yakni sebagai berikut (Sánchez-Quintero et al. 2022).

Menekan pembentukan hepatic flavin-containing monooxygenase (FMO3)

Lemak di dalam tubuh diolah melalui proses beta oksidasi. Beta oksidasi merupakan proses dimana lemak diubah menjadi asetil-KoA, FADH2 dan NADH yang akan digunakan untuk membentuk energi yang dibutuhkan tubuh (Adeva-andany et al. 2019). Meskipun demikian, apabila lemak yang dikonsumsi tubuh berlebih, maka lemak tersebut akan ditumpuk di dalam hati. 

Oleh sebab itu, untuk mempercepat pengolahan lemak tersebut, mitokondria tubuh akan dibantu oleh senyawa L-karnitin. Oleh sebab itu, L-karnitin pada umumnya digunakan untuk menurunkan berat badan dan mencegah penyakit hati akibat penumpukan lemak (Montesano et al. 2020). Meskipun demikian, mikroba usus akan mengubah L-karnitin berlebih di tubuh menjadi trimetilamin (TMA). 

Apabila TMA teroksidasi, maka TMA akan membentuk TMAO dengan bantuan FMO3 dari hati agar dapat diserap oleh sel darah merah (Qin et al. 2021; Roncal et al. 2019). Meskipun demikian, TMAO dapat meningkatkan peluang terkena penyakit jantung iskemik. Inflamasi merupakan salah satu gejala dari penyakit jantung iskemik yang disebabkan oleh penumpukan TMAO. Adapun dampak dari TMAO terhadap inflamasi sel-sel pada tubuh manusia yakni sebagai berikut.

 Tabel 1  Pengaruh TMAO terhadap inflamasi pada sel manusia. Dokpri
 Tabel 1  Pengaruh TMAO terhadap inflamasi pada sel manusia. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun