Secara umum, kesehatan masyarakat adalah ilmu atau seni yang tidak jauh dari permasalahan kesehatan dengan mempelajari cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan cara mencegah segala penyakit baik menular maupun tidak menular. Menurut C.E.A Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan melalui usaha perorganisasian masyarakat, pemberantasan penyakit, pendidikan untuk kesehatan di setiap individu, perorganisasian pelayanan medis, dan pengembanagn sosial sebagai jaminan setiap orang untuk mememnuhi kebutuhan hidup yang layak dalam mempelihara kesehatannya. Selain C.E.A Winslow, ada beberapa tokoh lain yang mempelopori sejarah kesehatan masyarakat, yaitu Edwin Chedwik (1842), Jhon. J. Hanlon (1964), dan sebagainya.
Sejarah adanya Kesehatan Masyarakat tidak jauh dari 2 tokoh Yunani, yaitu Asclepius dan Higeia. Asclepius dikenal sebagai tokoh yang berperan untuk melakukan pengobatan terhadap seseorang yang sakit, yang artinya tokoh ini lebih mengarah ke cara pengobatan atau kuratif. Sedangkan Higeia dikenal sebagai tokoh yang mengarah pada tindakan preventif atau cara pencegahan melalui pola hidup sehat dan seimbang, menghindari makanan atau minuman yang beracun, makan makanan yang bergizi, istirahat dengan cukup, dan berolahraga. Menurut Hendrick L. Blumm, ada 4 faktor yang menjadi pengaruh di kesehatan masyarakat. 4 faktor ini juga sangat berkaitan dalam kehidupan masyarakat, yaitu meliputi perilaku, lingkungan, keturunan, dan pelayanan kesehatan. Dengan 4 faktor tersebut, kita bisa menunjang kesehatan masyarakat dengan signifikan dengan cara bisa mengubah perilaku yang buruk menjadi yang baik, contohnya menyadarkan diri agar dapat melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.
Di Indonesia sendiri, perkembangan kesehatan masyarakat dimulai dari abad ke-16 yaitu adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang diadakan oleh Pemerintah Belanda dengan melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Lalu pada tahun 1807, Jenderal Daendels melakukan pelatihan dukun bayi untuk praktik persalinan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi. Tahun 1888, berdirinya pudat laboratorium di Bandung sebagai penunjang pemberantasan penyakit, contohnya malaria, lepra, cacar, dan sebagainya. Beberapa tahun kemudian, laboratorium ini bercabang di Medan, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Tahun 1925, petugas kesehatan Pemerintah Belanda melakukan propaganda penyuluhan kesehatan karena tingginya angka penyakit dan kematian. Tahun 1927, STOVIA berubah menjadi sekolah kedokteran dan menjadi FK UI di tahun 1947. Memasuki tahun 1951, adanya konsep "Bandung Plan" oleh Dr. Y. Leimena dan Dr. Patah yaitu pengembangan sistem pelayanan kesehatan di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan pada tahun 1969-1970 yang dinamakan puskesmas. Tahun 1967, puskesmas menjadi beberapa tipe yaitu Puskesmas A, Puskesmas B dan Puskesmas C. Tahun 1984, berkembangnya program paket kesehatan di puskesmas, seperti KIA, KB, gizi, imunisasi, dan lain-lain. Awal tahun 1990, puskesmas menjadi suatu organisasi yang memberikan layanan kesehatan secara penuh dan menjadi pusat pengembangan kesehatan  di masyarakat.
Kesehatan masyarakat merupakan ilmu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sejarah kesehatan masyarakat juga melibatkan beberapa tokoh penting seperti C.E.A Winslow, Asclepius, dan Higeia. Konsep kesehatan masyarakat tidak harus tentang cara pengobatan, justru sebelum pengobatan haruslah ada pencegahan dengan melakukan pola hidup sehat di lingkungan yang sehat juga. Dengan begitu, upaya kesehatan masyarakat sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup untuk mencapai kesehatan yang optimal.
KATA KUNCI: Kesehatan, Masyarakat, Sehat
DAFTAR PUSTAKA
Siyoto, Sandu. dan Erma Retnaningtyas. (2016). Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ponorogo: FORIKES.
HRP, IA. (2015) 108400022_file4.
https://www.repositori.uma.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1478/4/108400022_file4.pdf [online]. (diakses tanggal 4 September 2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H