Mohon tunggu...
Perempuan Sasak
Perempuan Sasak Mohon Tunggu... Guru - Perempuan Sasak

Perempuan Sasak, Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangis Basa-basi

10 Februari 2015   05:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:31 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita memulainya dengan tangis berdarai

Mungkin itu yang kita sebut-sebut sebagai empati

Asal kau tahu di dunia ini ada banyak orang yang lebih ingin menawarkan tangisan dari pada solusi

Itu semacam basa-basi

 

 

Kenapa baru menangis sekarang?

Kenapa baru merasa sekarang?

Betul, memang ada banyak hal yang terpenjara sejak lama

Dan kali ini sepertinya akan terbuka

 

 

Kita telah lama asing satu sama lain

Bahkan kita tidak pernah kenal apa yang dimaksud dengan peduli

Kita memang lain

Itu yang menyebabkan kita hanya menjadi miniataur yang bisa menangisi

Mungkin juga mengasihani

 

 

Bukankah kita benar-benar tak suka tangisan yang serba kepepet

Ada baiknya kita mengulum senyuman walau terkesan kampret

Seperti yang sudah-sudah

Seperti saat kita merasa tidak mengetahui apa-apa dan merasa bersalah

 

 

Kita memang lain, dan tentu saja kita berbeda

Kadang kita menjadi pihak yang sangat beruntung

Kita memang lain, dan tentu saja kita berbeda

Kadang kita menjadi pihak yang harus rela menjadi patung

 

 

Kita tak perlu kelak, untuk berfikir bahwa kita bukan hanya satu atau tiga

Kita ini kita

Yang seharusnya memiliki hal yang sama, tangisan dan kebahagian yang seharusnya sama rata

Dengan tanpa ego dan keberpihakan semata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun