Mohon tunggu...
Perempuan Sasak
Perempuan Sasak Mohon Tunggu... Guru - Perempuan Sasak

Perempuan Sasak, Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sepasang Telinga yang Tak Bisa Mengumpat

26 Maret 2019   12:24 Diperbarui: 26 Maret 2019   14:31 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah misimu selesai, kehancuranku seolah karunia buatmu. Kau bertepuk tangan di branda sambil tertawa dengan suara paling lantang

Kau begitu menikmati lukaku dengan amat santun
Meminta maaf padaku seolah-olah itu hanya luka kecil yang mudah disembuhkan

Beruntung, aku memiliki sepasang telinga yang tak bisa mengumpat
Beruntung, aku memiliki otak yang bisa menimbang

Kau pantas kusebut apa?
Batu atau lampu?
Sebagai batu kau tak punya hati dan pikiran
Sebagai lampu kau hanya memberi terang dirimu sendiri
Sementara aku melebur dalam gelap yang paling 

Selamat menika(m)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun