Mohon tunggu...
Perempuan Sasak
Perempuan Sasak Mohon Tunggu... Guru - Perempuan Sasak

Perempuan Sasak, Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Tahun Pacaran, Lima Pelajaran dari Perempuan untuk Perempuan

13 Mei 2018   19:42 Diperbarui: 13 Mei 2018   20:00 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hubungan yang lama sebelum pernikahan atas nama kesetiaan itu memang omong kosong belaka, tak ada jaminan yang selalu membahagiakan.

Sebagai perempuan yang polos sebagian kita akan sangat percaya terhadap pasangan, terlebih memang perempuan hatinya selalu dominan dari logika. Terlalu berperasaan, lalu jika percaya kepercayaannya mengalahkan akal sehat. Ya, sama saja.

Tidak percaya? Tunggu saja sampai kamu jatuh cinta beneran. Tapi tidak selamanya kok begitu. Ada juga perempuan yang diberikan kematangan berpikir dan akurasi seimbang seperti laki-laki. Tidak mudah percaya dan sangat memegang prinsip. Tapi ketika jatuh cinta ya sama juga si ha... namanya juga perempuan. Oleh sebab itu jangan pernah sekali-kali menaruh kepercayaan berlebih selain pada diri sendiri.

Beberapa hari yang lalu saya membaca thread dari akun twitternya Dee @archeese, tweetnya begitu membuat saya merinding, seolah pernah mengalami ha... saya ikut terhanyut begitu dalam. Saya mendapat beberapa pelajaran sebagai berikut. Semoga bisa jadi  renungan untuk kita, khususnya perempuan.

1. Cinta Tak Pernah Salah

Cinta memang tak pernah salah, karena pada setiap diri manusia sudah dilekatkan oleh Tuhan cinta dan kasih sayang. Hanya kadang waktu dan tempatnya yang salah. Misalnya terlalu cinta terhadap orang yang belum halal menjadi pasangan. Terlalu merasa memiliki padahal statusnya baru pacaran.

Tidak ada cinta yang membahagiakan, tidak ada cinta sebenarnya dalam hubungan yang di dalamnya tidak ada kata pernikahan. Maka jaga logika, agar tidak mudah digiring oleh hati.

2. Jangan Mudah Percaya

Dalam hubungan memang kepercayaan terhadap pasangan sangat dibutuhkan, agar terhindar dari sifat-sifat tidak baik seperti posesif, baperan, curigaan, dan sifat tidak baik lainnya dalam kelanggengan sebuah hubungan. Tapi lagi-lagi "percayalah hanya pada suamimu, bukan pada pacarmu!"

3. Cintai Sewajarnya

Yup! Cintailah orang sewajarnya, karena kita tidak pernah tahu pada cinta yang mana kita akan berakhir. Bisa jadi kita menganggap seseorang sangat baik dan ideal menurut kita, tapi belum tentu bagi Tuhan. Kita hanya menjalani dan berencana. Tuhan sebaik-baik penentu. Sebagai pengingat juga buat diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun