Â
 "Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
Dalam kehidupan ini,sering kali kita merasa Tuhan diam dan tidak peduli terhadap penderitaan yang sedang kita alami. Tetapi siapa sangka  ketika Dia tampak diam, Dia sedang merencanakan sesuatu yang besar. Sering kali kita harus melewati badai agar kita dapat melihat kuasa Tuhan yang menyelamatkan, sejatinya badai tidak ada akan bertahan selamanya. Hidup bukanlah suatu perjalanan yang mulus. Saya dan kita akan melewati badai yang membuat kita merasa kesulitan, marah, kecewa bahkan menangis ketika badai menghadang kita. Tetapi selama Dia jadi Nahkoda dalam hidup kita, kita tidak akan tenggelam.
Kisah para murid yang sedang bersama Yesus dalam injil hari ini menjadi kisah hidup saya juga. Ketika saya menerima tugas perutusan, saya akan menjawab "ya" atas tugas perutusan itu. Kata Ya merujuk pada kaul ketaatan. Namun, kata " Ya" kerap kali menimbulkan pertanyaan, menimbulkan keraguan atas apa yang saya terima. Ketika menjalani tugas perutusan itu, muncul keraguan apakah saya sanggup menjalankannya? apakah saya mampu bertahan dengan segala situasi yang ada ? apakah saya mampu melayani seperti yang diharapkan kongregasi ?Â
Keraguan ini tentunya menjadi cerminan bagi saya bahwa saya belum sepenuhnya percaya pada penyelenggaraan Ilahi. Belum sepenuhnya menyerahkan hidupku dikendalikan oleh Tuhan. Ketika tantangan mulai menghadang saya mulai protes dengan Tuhan seolah Tuhan tidak berada dipihakku. Kemarahan, kekecewaan , bahkan isak tangis ikut serta menemani perjalanan hidup.
Pengalaman saya yang sederhana ini mirip dengan kisah para murid yang kurang percaya akan kuasa Tuhan. Para murid mempertanyakan kehadiran Yesus yang bersama dengan mereka ,"Tidakkah Engkau peduli dengan kami ?". Yesus pun menantang Iman kepercayaan para murid dengan berkata ," Mengapa engkau takut ? Tidakkah engkau percaya?. Lalu Yesus meghardik danau itu dengan berkata," Diam, tenanglah....seketika itu juga danau menjadi tenang.
Angin dan danaupun taat kepada Yesus, apalagi saya ..
Ketaatan adalah salah satu bentuk penyerahan diri secara total kepada-Nya. Ketaatan mengajarkan saya untuk percaya akan penyelenggaraanNya. Tidak mudah memang, tapi banyak pengalaman yang membuat saya yakin bahwa janji Tuhan itu akan indah pada waktunya. Ketika saya mengalami badai dalam kehidupan ini itu artinya Tuhan sedang merajut hidupku, membuat sesuatu yang akan lebih berarti dalam hidupku.
Melalui injil hari ini, saya diajak untuk tetap tenang di tengah badai. Tidak perlu panik, marah apalgi menyalahkan Tuhan. Badai yang menghadang bukanlah suatu ancaman bahaya melainkan sebuah kabar gembira dalam hidupku. Ketika saya ditengah badai, saya diajak untuk percaya akan mukzizat yang akan dilakukan Tuhan untukku. Ketika ditengah badai saya juga diajak untuk tetap berdoa dan berusaha sehingga saya boleh menikmati rahmat yang disediakan Tuhan untukku.
semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang percaya akan penyelenggaraan Tuhan, jangan lekas menggerutu, marah dan kecewa apalagi putus asa ketika penderitaan dan tantangan datang menghampiri. Tetaplah percaya akan kuasa Tuhan sebab segala sesuatu sudah direncanakanNya, kita tinggal berdoa dan berusaha.