Menjadi orang yang tulus adalah impianku. Proses yang kulalui teramat panjang untuk menjadi pribadi yang tulus. Niat ini awalnya muncul dikarenakan satu peristiwa yang membuat saya merasa terpukul. Peristiwa itu benar-benar membuat saya merasakan sakitnya dikhianati, ditolak bahkan merasa asing di tempat kerja sendiri. Teman yang kuanggap partner sekalipun turut menghianati. Tapi saya bersyukur bahwa saya sanggup melalui peristiwa itu dan sejak itu saya membangun niat dalam hati bahwa saya akan berjuang menjadi orang yang tulus dan tidak akan menambah beban hidup orang lain.
Saya melakukan hal ini atau saya bersikap demikian dilandasi dengan sikap sadar, mau dan tahu. saya juga sudah menimbang resiko yang akan saya terima ketika saya menjadi orang yang tulus. Sikap tulus itu tentu saya berikan kepada banyak orang dan saya wujudkan melalui sikap, pengorbanan dan juga lisan saya. Saya berusaha menimbang setiap tindakan yang saya lakukan dan saya tidak mengharapkan imbalan apapu atas semuanya itu.Â
Demikianlah yang saya lakukan untuk membantu sesama yang berjuang sembuh dari lukanya atau rasa sakitnya. Prinsip saya jangan sampai ada orang yang datang kepada saya , kembali dengan tangan hampa.Bersikap tulus sudah saya lakukan sejak saya mengikrarakan profesi perdanan saya. Sikap tulus itu saya bangun dengan menyeimbangkan kecerdasan intelek, sosial dan spiritual. Saya bersyukur bahwa ini dapat berjalan dengan baik.Â
Namun beberapa hari terakhir ini, saya merasa gagal untuk mempertahankan sikap tulus itu. Kali ini saya benar-benar kecewa dan rasanya kekecewaan ini mengubah pola pikir dan konsep saya. Kekecewaan ini terjadi karena ketulusan yang berujung dengan sia-sia, tidak ada feedback, tidak ada effort juga tidak menjadi satu kebaikan bagi orang tertentu. Setelah semuanya berakhir dengan sia-sia saya tersadar bahwa ketulusan yang kuberikan selama ini hanya sebagai azas manfaat baginya. Saya sadar, barangkali saya yang salah. Saya terlalu jauh melangkah dan bertindak dalam kehidupannya. Saya membuat satu harapan atas kehadirannya dan itu tidak akan pernah terjadi.
Hal ini saya katakan karena memang caranya bersikap terhadap saya sudah diluar ekspektasi saya tidak lagi seperti semula awal bertemu dengannya. Selama ini sebenarnya dia memberi signal bahwasanya sikap menjauh, tidak respect sudah dilakukannya hanya saja saya berharap suatu saat situasinya pasti akan membaik. Dan harapan saya itu sirna begitu saja.
Dari kekecewaan yang sangat mendalam ini, disatu sisi saya berpikir  bahwa  saya akan kembali kekehidupan yang semula, saya akan berjuang sendirian menata hidup kembali sebagaimana telah kurencanakan, saya akan menghabiskan waktu untuk menenangkan diri dan barangkali saya akan menutup hati bagi orang-orang baru. Karena bagi saya dikecewakan adalah hal yang menyakitkan dan membuat saya menutup pintu hati . Karena memang saya belum siap dengan resiko yang seperti ini.
Saya tidak menuntut balasan yang lebih, hanya saya berharap ketika kebaikan dan ketulusan itu tidak dihargai setidaknya jangan menjadikan situasi menjadi buruk. Tapi ya, hidup tidak selalu seadil itu. Kadang yang tulus malah sering dikecewakan. Tapi, ketulusan tidak boleh mati hanya karena kekecewaan. Justru dari situ saya belajar bahwa tidak semua orang pantas mendapat kebaikan kita. teruslah baik,menjadi yang terbaik, tapi jangan biarkan kebaikanmu dimanfaatkan. kecewa itu wajar tapi biarkan itu menjadikanmu menjadi pribadi yang lebih berkualitas., lebih bijaksana dan selektif bahwa tidak semua orang pantas diberi kebaikan.
Saya setuju dengan statement seseorang yang pernah berkata tentang; "hidup ini akan selalu penuh seleksi dan pada akhirnya, kita akan bersama dengan yang satu frekuensi."
people come and go. jika diibaratkan dengan sebuah perjalanan dalam satu bus, biarkan saja orang-orang turun satu persatu karena mungkin mereka sudah sampai pada tujuannya masing-masing. dan yang berada di bus sampai paling akhir, berarti merekalah yang satu tujuan denganmu.
salam literasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI