Mohon tunggu...
finiez habeahan
finiez habeahan Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah cara sederhana untuk berbagi

Nemo dat Quot Non Habet

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kenali Gejala PSD pada Anak Anda

24 Januari 2025   13:39 Diperbarui: 24 Januari 2025   13:39 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang guru tentu lebih jeli melihat kebiasaan anak atau kecenderungan yang kurang membangun dalam diri anak. Suatu hari  pada jam istirahat , sebagai petugas korlap saya keliling lapangan untuk mejaga anak-anak yang sedang bermain. Dalam suasana istirahat itu saya mendekati sekelompok anak yang sedang asyik bermain kartu uno, dan ular tangga. Permainan ini memang sedikit histeris ya, teman-teman. Dalam permainan itu kadang anak-anak tertawa-kadang melompat kegirangan. Situasi ini tentu mencipatkan keributan dan kebisingan.

 Nah, salah seorang anak lewat dari sekitar anak-anak yang bermain sambil menutup telingannya. Saya memperhatikan sikap anak tersebut, barangkali hingga jarak beberapa meter dia tetap menutup telingannya dan tampak gelisah ketika bersama dengan orang-orang baru.

Perhatian saya itu tentu tidak hanya sampai disitu, saya sering memantau anak ini setiap jam istirahat dan saya coba berbicara dengan wali kelasnya. Dan ternyata hal itu sering dibuatnya ketika guru menjelaskan, bermain bersama teman, bahkan kadang-kadang dia risih dengan pakaiannya sendiri, dan risih dengan sentuhan-sentuhan. Penjelasan guru kelasnya mengingatkanku pada satu buku yang membahas tentang montesori anak. Saya berpikir bahwa gejala ini merupakan salah satu gejala PSD (Sensory Processing Disorder) yakni kondisi dimana otak kesulitan dalam memproses informasi dari panca indera seperti suara, sentuhan, rasa dan gerakan.

Solusi yang saya lakukan utuk mengatasi hal ini adalah mengajak orang tuanya untuk bertemu dan berbicara serius tentang kecenderungan anak yang kurang baik.  Singkat cerita saya mencoba menanyakan aktivitas si anak selama dirumah. orang tuanya menjelaskan bahwa anak ini kebanyakan tinggal di tempat penitipan anak. Hal ini sudah menjadi kebiasaan di karenakan kedua orang tua sibuk bekerja. Ada yang cenderung kerja keluar kota dan yang lain kerja sepanjang hari dikantor. 

Nah, sekarang saya mengerti bahwa si anak mengapa mengalami gejala PSD tersebut. Saya menjelaskan ada beberapa hal yang membuat sianak mengalami gejala PSD, diantaranya adalah :

1. Kurangnya aktivitas fisik diluar ruangan

anak-anak sekarang terlalu biasa dengan yang namanya gadget, anak-anak zaman sekarang jarang dibawa bermain ke lapangan, bermain di pasir, dirumput dan di air sehingga kurang mengalami stimulasi secara alami.

2. Kurangnya kesempatan eksplorasi 

Orang tua sekarangkan banyak yang over protective sehingga membuat anak  kurang bebas untuk berkegiatan dialam. Bisa dimaklumi bahwa lingkungan saat ini tidak seaman dan  sebebas dulu namun kita tetap bisa menciptakan aktivitas sederhana agar anak tetap mendapatkan stimulasi.

3. Jadwal anak yang terlalu padat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun