Mohon tunggu...
finiez habeahan
finiez habeahan Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah cara sederhana untuk berbagi

Nemo dat Quot Non Habet

Selanjutnya

Tutup

Diary

Putus dalam Pertemanan, Emang Ada?

19 September 2024   14:41 Diperbarui: 19 September 2024   14:46 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua kita pasti megerti tentang kata putus. Putus dalam tulisan ini artinya berakhirnya suatu relasi. Barangkali ketika kita mendengar kata putus tentu kita berpikir tentang hubungan persahabatan yang renggang dan sering ditujukan kepada mereka yang menjalin relasi seperti pacaran. Ternyata kata putus juga bisa terjadi dalam relasi pertemanan yang sakitnya melebihi putusnya suatu hubungan.

Semua kita tentu memiliki teman yang bisa kita percaya sebagai tempat curhat, sebagai teman berbagi, teman dalam suka dan duka. Saya sendiripun melakukan hal yang sama. Sudah sejak lama memiliki sosok teman yang begitu baik menurut versi saya sendiri, baiknya itu tentu berdasarkan pengalaman saya selama bersamanya. Ketika saya mengalami kesulitan dia akan hadir untuk membantu saya baik dalam bentuk ide, tenaga bahkan materi. Demikian juga sebaliknya saya memberi apa yang bisa saya beri. Hubungan kami selama ini bukan hubungan lawan jenis atau pacaran tetapi sahabat dalam perjalanan.

Setelah enam tahun berlalu kami menyelesaikan studi kami di universitas yang sama dan pada saat ini kami menempuh puncak karir kami dengan berbagai bidang pekerjaan yang harus kami tangani. Kami bertugas di kota yang sama tapi di temoat yang berbeda. Kesibukan ini tentu menyita waktu, tenaga dan pemikiran yang membuat kami semakin jarang berkomunikasi. beberapa waktu Komunikasi itu terjadi ketika study bersama.

waktu terus berlalu,seiring berjalannya waktu komunikasi anatara kamipun semakin hilang. Hingga suatu saat saya memberanikan diri untuk mengirimkan pesan singkat kepadanya. Isi pesan itu sekedar menanyakan kabar dan keberadaannya. Setiap saat saya menchek kembali chat itu. Hingga tiga hari lamanya chat itu tak kunjung biru. Saya sedih dan mulai berpikir barang kali dia tidak membutuhkan saya bahkan tidak mengingat saya lagi. Namun, disisi lain saya berpikir barangkali kesibukan yang membuatnya tidak sempat membalas dan membaca chat saya.

Melihat pengalaman ini saya hanya bisa mengurungkan niat untuk berkomunikasi lagi dengannya dan saya hanya berdoa semoga dia baik-baik saja dan saya berusaha semoga bisa move on. Beberapa waktu saya mencoba untuk fokus pada pekerjaan saya dan tidak memikirkannya lagi. 

Suatu waktu saya pergi melayat bersama teman-teman. Tanpa disengaja saya melihat sosok dirinya hadir dalam acara tersebut. Namun kali ini rasaku telah berbeda. Ketika melihatnya tidak ada gerakan dalam hati untuk menyapa dan meliriknya. Saya menikmati suasana duka itu tanpa menghiraukannya disekitar saya. Demikian juga dengannya sibuk dengan gawainya.

Peristiwa ini tentu membuat saya berefleksi ternyata teman tidak untuk selamanya. Ada juga batas kadaluwarsa kebersamaan. ternyata apa yang selama ini kegenggam tidak bisa kumiliki untuk selamanya. Dalam hidup ini ternyata ada masa dimana saya harus melepas sekalipun itu berat dan menyakitkan. Siapa sih yang tidak sedih dikala kehilangan ? 

Inilah pengalaman saya putus dengan teman hanya karena dipisahkan dan disibukkan oleh pekerjaan. Namun, saya tetap berusaha tegar untuk menerima peristiwa ini bahwasanya tidak ada yang abadi selain kasih Tuhan. Semuanya akan berlalu, semuanya akan berakhir. Oleh karena itu, saya mulai belajar bagaimana menjadi pribadi yang mandiri dalam banyak hal, belajar mengatasi masalah dengan bijak, dan tidak banyak melibatkan orang banyak dalam persoalan kehidupan saya. 

Saya mulai menata diri,menata hati, menata pikiran dengan hal-hal baik dan positif. dengan sendirinya teman itu akan datang ketika saya mampu membuka hari, mengulurkan tangan tanpa memandang siapa dia,apa jabatannya dan apa efeknya untuk saya. berbuat baik adalah salah satu kewajiban saya sebagai mahlik sosial.

Putus dengan teman membuat saya semakin mampu menata hidup dengan baik, produktivitas dan humble. Barangkali kebersamaanku dengannya selama ini membuatku lupa untuk membangun banyak hal dalm diriku karena dia bisa memberi segala sesuatu yang kubutuhkan. Aku tetap bersyukur bahwa dirinya pernah hadir dalam hidupku sebagai support terbaik. Saat ini aku harus melepasnya dengan ikhlas agar kebahagiaan itu menghampiri saya juga dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun