Setiap kita pasti senang mendengar kata Cinta. Usaha dan upaya yang kita lakukan adalah atas dasar cinta dan demi mewujudkan cinta. Penggalan lagu yang dinyanyikan oleh Gihon Marel yang berbunyi demikian," Ajari aku mencintai-Mu sepenuh hatiku....." menggugah lubuk hati kita masing-masing.
Apa sebenarnya makna dari bahasa cinta ? Menurut saya cinta itu adalah kecenderungan, keinginan, atau kesenangan terhadap sesuatu atau seseorang karena menarik hati, menyenangkan hati dan lain sebagainya. Secara umum cinta itu diartikan sebagai suatu emosi atau afeksi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Kita semua bisa membahasakannya menurut versi kita yang jelas didalamnya ada kasih sayang.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mengungkapkan rasa cinta itu. Saya sendiri  memaknai cinta itu sebagai suatu kewajiban atau keharusan yang harus dilakukan dan diberikan. Saat ini saya berperan sebagai seorang guru. Dalam kebersamaan saya dengan anak-anak saya berusaha menggunakan bahasa cinta sebagai bahasa pemersatu. Berdasarkan pengalaman ini saya mampu merasakan efek dari bahasa cibta itu.Bahasa cinta dapat diwujudkan melalui sikap peduli, bela rasa, persaudaraan dan tutur kata yang melibatkan perasaan saling.
Ketika saya mengajar disalah satu sekolah yang ditangani kongregasi saya berusaha mendekati anak dan menjadikannya sebagai teman belajar. Saya mencoba meretas konsep yang dibangun selama ini bahwasanya guru harus ditakuti, harus dihormati, dan lain sebagainya. Ketika hal ini saya terapkan maka anak-anak akan memasang benteng terhadap saya dan menjauh. Akan tetapi ketika saya menggunakan bahasa cinta,lembut, sopan dan tegas maka anak-anak akan lebih bersahabat dan mudah saya arahkan. Bahasa cinta tentu mempermudah saya untuk mengomunikasikan segala sesuatu terhadap murid juga terhadap orang tua. Disisi lain saya juga lebih fresh dan lebih care ketika mampu menggunakan bahasa cinta. Ternyata bahasa cinta itu mengubah saya menjadi pribadi yang memiliki tutur kata yang lembut,sopan dan ramah.
Hal ini saya terapkan juga terhadap rekan sejawat saya. Menjalin relasi dengan team tentu harus dengan bahasa cinta agar saya dan mereka dapat berjalan beriringan, saling mengingatkan dan saling menolong bahkan saling melengkapi. Diluar unit kerja saya juga berusaha menggunakan bahasa cinta ini sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa cinta ini tentu menghantar saya pada kebahagian sejati. Berani menggunakan bahasa cinta bukan berarti tidak marah, tidak kecewa ataupun tidak menangis. Tapi bahasa cinta mengurangi porsi kekecewaan, amarah dan kesulitan yang sering menghadang.
Menerapkan bahasa cinta tentu membutuhkan perjuangan dan usaha terus menerus. Upaya menyingkirkan ego itu sangatlah penting demi mewujudkan bahasa cinta. Kalau kita mampu bertutur kata yang lembut mengapa kita harus marah ? Kalau kita mampu mancari solusi mengapa harus salah paham,mengapa harus menyimpan benci dan dendam ?
Saya sangat yakin dan percaya dengan bahasa cinta saya menjadi pribadi yang murah hati, pribadi yang berbelas kasih. Bahasa cinta membuat relasi kita tetap utuh dan tidak akan pernah tercerai berai. Mengapa ? Karena saya lebih mementingkan solusi daripada masalah. Saya tidak pernah menganggap diri remeh dan rendah ketika saya harus mengalah,ketika saya harus minta maaf. Paus Fransiskus mengajarkan bahwa kita harus menjadi pribadi yang rendah hati yang mampu menerima penghinaan dengan lapang dada.
semoga kita semua mampu menerapkan bahasa cinta dalam hidup kita sehari-hari sehingga kita semua merasa nyaman,aman dan damai dibumi yang kita cintai ini. Mari kita gunakan bahasa cinta untuk memerangi ego yang memecah persaudaraan kita.
salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H