Semua realita bukan semata atas kehendak manusia. Namun ada ketetapan Allah Ta'ala, Tuhan Semesta Alam yang telah mentakdirkan setiap perjalanan hidup manusia. Buah hati sendiri merupakam amanah atau titipan dari Allah. Tentu Allah Ta'ala akan menitipkannya kepada yang Allah Lebih Tahu siapa mampu mengemban, merawat, menjaganya dengan baik. Namun tidak berarti yang belum diberi tidak mampu. Pasti masa-masa mengusahakan untuk memiliki momongan mengandung hikmah betapa berharganya seorang anak.
Anak adalah kado terindah. Dan kado yang datang pasti membawa kebaikan. Ketika kado dari manusia saja dapat membesarkan hati, apalagi kado dari tuhan? Setidaknya anak akan memberikan manfaat di dunia dan di akhirat jika ia dididik sesuai fitrah. Dalam hal ini agama Islam telah memberikan aturan dan rambu-rambu pendidikan.
Maka teruntuk pasutri yang masih merencakan progam hamil. Ketahuilah jika usaha yang dilakukan tidak akan sia-sia. Berdoa hanya kepada Allah Ta'ala, semoga lekas dihadirkan buah hati pelipur lara. Jika tidak segera atau bahkan tidak berbuah apa-apa. Berprasangka baik kepada takdir Allah jauh lebih menenangkan jiwa.
Setidaknya anak saat dirasa tidak benar-benar membahagiakan di dunia. Namun ketika nanti ayah bunda tiada, anak-lah yang akan senantiasa mendoakan agar keduanya diampuni dosanya, diterima amal baiknya, mendapatkan balasan terbaik berupa surga, serta menyelamatkan dari api neraka. Inilah anak sebagai amal jariyah (pahalanya terus mengalir meski sudah meninggal dunia) yang telah dijelaskan dalam sebuah hadis.
Anak anugerah terindah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Titipan yang harus diberi kasih sayang, rasa cinta dan dididik sesuai fitrah-Nya agar menjadi penyejuk mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H