Malam ini aku ingin sedikit membagikan cerita tentang permainan yang sedang viral tersebut. Lato-lato orang menyebutnya. Benda berupa dua bola kecil dengan tali yang diikat pada satu cincin tersebut sampai juga di tempat aku tinggal sekarang, pesantren.
Sekilas memang tidak ada yang istimewa. Mendengarkan suaranya saja yang "tek-tek" benar-benar membuat bising. Awal mulanya lato-lato dibawa ke asrama oleh seorang anak dari ustadzah ku, Althaf namanya. Ia dengan penuh antusias dan semangat memainkannya di depan kami mahasantri (santriwati tingkat kuliah). Sehingga dari kami ada yang ingin mencoba memainkannya. Suasananya pun menjadi rame, gelak tawa teman-teman, dan mata-mata yang antusias melihat ke kerumunan Althaf, si kecil yang mengenalkan lato-lato.
Esok harinya ketika aku keluar komplek. Naik motor dengan teman ku di jam istirahat siang untuk pergi ke kecamatan. Maka pemandangan dan suara tek-tek itulah yang menarik perhatian ku di sepanjang jalan. Dari anak kecil, pemuda, baik laki-laki maupun perempuan semua memainkan lato-lato. Aku mulai berfikir, "Siapa ya yang membawanya pertama kali sampai masyarakat mulai megandrunginya".
Berbicara mengenai sesuatu yang sedang populer adalah tema yang renyah untuk diperbincangkan. Aku-pun mencoba membuka obrolan tentang lato-lato di hadapan teman-tema ku sepulang dari kecamatan.
"Eh tau gak, di jalan-jalan tadi weh orang-orang pada mainkan lato-lato." Ucap ku
"Ya iya, lagi viral se-Indonesia. Dari artis sampai rakyat biasa juga lagi hits bermain lato-lato" timbal balik salah satu temanku.
"Ya sudah kalau gitu, kalian semua wajib berpendapat tapi jangan bisik-bisik sendiri dalam hati lho ya! Harus bisa mengungkapkan, menurut kalian hubungan lato-lato dengan hikmah di kehidupan kita?" Tanyaku kepada mereka dengan semangat.
Sebelum aku tuliskan percakapan seru itu,
Sekelompok teman-teman yang sedang berkumpul di gazebo halaman asrama adalah Ana,Ani, Ane,dan Ine. Aku sendiri adalah sih Enu. Dari pertanyaan yang aku lontarkan tadi, masing-masing dari mereka mulai mengungkapkan buah dari pemikirannya, ya yang mungkin sedikit konyol dan gak nyambung. Tapi kalau difikir-fikir ya ternyata dari lato-lato saja banyak sekali hikmah kehidupan yang bisa manusia petik.
Jawaban dari si lucu Ana, "Jujur sih dengan melihat lato-lato yang sedang naik daun, aku sedikit berharap agar anak-anak muda Indonesia tidak menjadi pribadi individualis dengan gadgetnya, terutama anak-anak kecil. Justru dengan bermain itu bersama teman-temannya, seolah keadaan membuat kita bernostalgia bagaimana kebersamaan, kehangatan, dan kedekatan anak-anak mudah dahulu kala."
"Oke menarik, jadi intinya adalah harapan menurut ana ya. Sekarang kamu Ani!" kataku sembari melihat ke wajah mungil Ani.
"Lato-lato yang bunyinya tek-tek itu, menurut aku ehm" tiba-tiba Ani berhenti dan tertawa. Kita terheran melihatnya, "Hey, apa kok kenapa ketawa?" timpal Ane
"He..he.. enggak sih aku pikir kalau dihubungkan hikmah ini yaa jauh sekali. Tapi ya apa salahnya aku mengungkapkan pendapatku. 2 bola yang saling dibenturkan untuk menghasilkan sesuatu, dan terjadi berulang kali. Artinya manusia jika dibenturkan dengan berbagai macam persoalan hidup harusnya tidak menjadi berputus asa dan menyerah. Karena apa yaa, ya hidup memang dipenuhi problematika. Sehingga selesainya satu masalah yang dihadapi akan ada masalah lain bahkan sama yang sudah membaut antrian di perjalanan hidup seseorang" jelas panjang lebar dari Ani
"Wah bisa juga tu! Hehehhe,ok! Tenang saja Ani gak ada yang salah. Namanya juga berpendapat. Bagaimana dengan buah pikirmu Ane?" tanyaku
"Tek-tek, tek-tek. Weh berisik sekali! al-hamdulillah di asrama ini cuman satu, punya si Althaf. Gak kebayang kalau santri-santri yang lain juga ingin beli dan memainkannya." Jawab Ane sembari menggerutu.
"Lha, hikmahnya apa Ane?" tanyaku ulang
"Ooo iya kelewat! Aku berpikir pelajaran dari mainan unik itu adalah circle sejarah akan terulang. Buktinya permainan yang katanya tahun 1960-an pernah terkenal, dilupakan, ganti beragam permainan yang lain. Eee ternyata akhir tahun 2022 sampai awal 2023 sekarang muncul kembali ke permukaan. Wadidaw!" jawaban lanjut si Ane
"Sekarang giliran aku Enu!" pinta Ine
"Ok silahkan Ine" jawabku
Ine pun berpendapat, "Aku membuat singkatan sederhana dari lato-lato. Lari-lari kalao jatoh ya harus nerimani gak boleh ngeresulo. Wkwwk."
"Weh apa maksudnya itu?" tanya kami serempak
"Tenang-tenang para ibu-ibu. Si pujangga Ine akan menuturkannya. Manusia dalam menjalani hidup mesti mencurahkan apa yang dimiliki dengan berbagai keadaan. Terkadang ada suatu hal yang mengharuskan untuk berjalan lambat, cepat, sedikit berlari, atau bahkan berhenti karena merasa terpuruk. Tapi perihal berlari, orang-orang begitu berambisi untuk meraih mimpi yang mana terkadang jarang ada yang peduli jika bisa saja ada pintu-pintu kegagalan terlebih dahulu yang harus dilewati. Sehingga sekencang apa berlari, kalau waktunya jatuh ya harus diterima dengan lapang dada, tak perlu marah atau bahkan takdir dicela."
Kami dibuat terpukau dengan penjelasan Ine. "Wah wah bisa saja kamu Ine, good good" pujiku untuk nya.
Sehingga pendapat semua teman-temanku, dari benda viral yang bernama lato-lato. Manusia bisa saja berpikir, merenung, menghayati mengambil pelajaran kehidupan dari 2 bola kecil yang jika dibenturkan berbunyi tek-tek.
Sama halnya dari jawaban Ana sampai Ine, kesimpulannya adalah kehidupan adalah harapan yang memberikan kesempatan kepada kita untuk berusaha menaklukan semua kesulitan. Dan semua itu tentu tidak bisa dilupakan begitu saja, pasti setiap perjalanannya akan memberi kenangan dan kesan sebagai bentuk manusia merupakan makhluk yang serba terbatas. Terbukti bahwa sekencang bagaimanapun saat berlari menggapai mimpi, ada masa-masa kegagalan yang harus dihadapi. Justru berawal dari gagal, seharusnya manusia harus lebih power percaya bahwa Allah Ta'ala adalah Rabb Yang Maha Sempurna. Â Sehingga manusia menjadi sadar, bahwa setinggi apapun gita cita kehidupan, tetap membutuhkan untuk bersujud ke tanah bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H