Saya tidak menyangka akan bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari game Worms Zone yang sering dimainkan oleh anak-anak saya. Meski sama sekali belum pernah memainkannya, saya pribadi menyukai tampilan game ini yang lumayan smooth, simpel tapi modern, serta gaya permainannya yang santai & ga ribet.Â
Saya sering sekilas memperhatikan anak-anak memainkannya, bahkan sempat kaget ketika mendapati anak saya (SD kelas  6) bisa menembus nilai satu juta poin. Tapi anak saya dengan santai bilang, "Di Youtube malah ada yang dapat duabelas juta, Yah. Cacingnya jadi super panjang dan super besar." Hmm.. ternyata benar, di atas langit masih ada langit. Ini, hikmah pertama yang saya dapat dari permainan Worms Zone ini.
Hikmah kedua yang saya dapat adalah terus bergerak dalam menjalani hidup. Dalam game ini memang tidak disediakan rem untuk menghentikan laju sang cacing; ia akan terus meluncur maju tanpa bisa berhenti. Begitu ia menabrak garis pembatas atau cacing lain maka otomatis ia akan mati, maka tugas pemainlah untuk mengendalikan arah & laju cacing masing-masing.
Seperti kehidupan kita di dunia ini sekarang, kejadian yang telah berlalu tidak akan dapat diulang kembali. Kita hanya bisa pergi dari urusan sekarang ke urusan berikutnya. Selalu seperti itu. Setiap saat, sepanjang waktu kita akan selalu berurusan dengan sesuatu (bahkan kadang seketika sekaligus); entah itu menyenangkan atau menyebalkan, baik kita rela maupun terpaksa. Tugas kita hanyalah terus berjalan dan menjalaninya. Pilihan kita tinggal ikhas atau sebal, sabar atau menyangkal. Apapun pilihan yang kita ambil, kita tetap harus menjalaninya beserta segala konsekuensinya.
Jika memperhatikan tingkah-polah sang cacing, kelihatan sekali dia tidak ambil peduli. Saat dia meraup banyak makanan, mendapatkan koin & bonus, ataupun saat berhasil menghentikan laju para rival, ia santai saja, tidak lebay. Bahkan saat ia yang akhirnya harus menjadi korban dan mati, ia tidak ambil pusing. Karena baginya itu semua sudah merupakan tugas dan perannya sebagai hamba dalam dunia Worms Zone. Yang merasakan jengkel dan was-was kan para pemainnya, gara-gara keburu nafsu, hehehe. Bagi sang cacing sendiri, ia masih akan tetap bisa bangkit & beraksi kembali, betul?!
Itulah hikmah ke-2, 3, Â 4 dan 5: terus bergerak, wajar anti lebay, sabar dan ikhlas.
Lalu hikmah yang terakhir adalah ujung-ujungnya kita semua akan mati. Seberapa besar diri kita, sekeren apa aksi kita, sebanyak apa nilai yang kita kumpulkan, semua akan berakhir dan menjadi tidak berarti. Karena itu semua akan kita tinggalkan. Mungkin untuk beberapa saat kita akan merasakan kepuasan serta akan dikagumi dan dikenang oleh beberapa orang.Â
Tapi setelah beberapa waktu berlalu, semua itu pasti akan memudar dan tak berbekas lagi. Jika dalam dunia game kita akan selalu dapat mengulang kembali permainan dan memecahkan rekor-rekor baru, di dunia nyata ini kita hanya diberikan satu kesempatan saja. Memang kita hidup setiap hari, kesempatan dan kemungkinan baru selalu muncul lagi. Namun pilihan yang telah kita ambil akan menetaskan berbagai macam risiko dengan tanggung jawab yang selanjutnya harus kita pikul.
Sebagai hikmah ekstra, seiring betapa smooth sang cacing meluncur, meliuk dan bermanuver, jangan lupa untuk selalu mendaraskan syukur dalam setiap gerak dan langkah kita. Yakinlah, ada begitu banyak alasan bagi kita untuk bersyukur. Saat sakit, selalu ada masa sehat yang alpa kita syukuri. Dalam setiap kehilangan, ada banyak pemberian yang luput kita hargai. Dan untuk setiap kecewa, gundah dan sepi, sejatinya merupakan wake up call agar ingat dan sadar bahwa akan selalu ada tempat untuk kita berpaling dan bersandar kembali; Ia begitu dekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H