Sebentar lagi, musim kemarau panjang akan berganti dengan musim penghujan. Malahan, di beberapa daerah sudah turun hujan. Nah, peralihan dari musim panas ke musim hujan atau yang biasa disebut dengan musim pancaroba, ternyata rawan menyebabkan terjadinya penyakit. Mengapa?
Perubahan cuaca yang terkadang ekstrem menjadi penyebabnya. Ketika siang hari, matahari bersinar sangat terik sehingga cuaca terasa amat panas. Namun, ketika petang atau bahkan siang hari, cuaca dapat berubah seketika menjadi hujan dan udara pun menjadi terasa dingin. Perubahan udara dan temperatur yang cepat berubah itu, sedikit banyak berpengaruh pada tubuh. Sebab, tubuh kita akan berusaha keras menyesuaikan dengan temperatur sekitar. Saat itu pula imunitas (daya tahan tubuh) terhadap penyebab penyakit, akan berkurang. Imbasnya, orang akan mudah sakit di musim pancaroba dibanding di musim yang temperaturnya relatif stabil.
Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah paling rentan terkena penyakit pancaroba. Apalagi bagi mereka yang setiap hari berisiko kehujanan di jalan semisal ketika pulang kerja. Musim pancaroba juga rentan menyerang balita dan orang lanjut usia. Mulai batuk, demam, masuk angin, hingga penyakit pencernaan seperti diare, tifus hingga demam berdarah dengue (DBD) serta chikungunya.
Kemunculan penyakit-penyakit tersebut kasusnya menjadi tinggi pada awal perubahan musim (pancaroba) karena banyaknya debu, dan juga kotoran yang menimbulkan bakteri dan virus penyebab penyakit. Juga tak lepas dari pola mengonsumsi makanan-minuman seperti es dan jajanan yang dijual sembarangan.
Bagaimana solusinya agar tubuh tak gampang sakit saat musim pancaroba?
Poin pentingnya adalah memastikan tubuh mendapatkan asupan yang cukup dengan mengonsumsi makanan bergizi. Bisa juga mengonsumsi suplemen tepat yang mampu menguatkan daya tahan tubuh kita. Juga perbanyak minum air putih dan mengurangi minum minuman dingin karena dapat menurunkan daya tahan tubuh kita terhadap peralihan cuaca. Termasuk juga mengurangi jajan sembarangan semisal mengonsumsi gorngan ataupun cilok.
Tidak kalah penting adalah istirahat yang cukup. Sebab, bila kurang istirahat, tentunya akan dapat menurunkan daya tahan tubuh kita. Tidur selama 6-8 jam di malam hari, akan memberikan tubuh kita istirahat yang cukup. Selain istirahat cukup, sempatkan berolahraga ringan di pagi hari. Pilih olahraga yang bersifat aerobik seperti jogging, senam, treadmill, bersepeda, atau sekedar berjalan kaki berkeliling kompleks.
Dan yang juga penting adalah mengelola stress dengan baik. Bagi kita yang bekerja, beban kerja yang menumpuk mungkin membuat kita sulit untuk menghindari stress. Tetapi bagaimana untuk mengelolanya. Sehingga, kita dapat terhindar dari dampak negatif stress seperti sulit tidur, nafsu makan berkurang yang pada akhirnya mempengaruhi daya tahan tubuh kita.
Karena memang, pada dasarnya penyakit bersumber dari dua hal, pola makan (makanan yang di makan) dan juga pikiran. Selamat menyambut datangnya musim pancaroba. Semoga kita bisa menjaga kesehatan. Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H