Mohon tunggu...
Fina Zakiyah
Fina Zakiyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Arabic Education at Islamic State University of Malang.\r\n_Pon Pes Tahfidzul Qur'an Nurul Furqon, Malang_\r\n"manusia yang menabur sejuta manfaat kepada sesama, itulah manusia yang dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lemahnya Aku Mencintaimu

21 Februari 2015   06:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:47 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku masih selalu merindukan mu..
Walaupun harus penantian ku terasa menjadi tak berarti..

Sering jiwaku merasakan gelisah yg membuat hati ini semakin terluka..
Namun apalah arti sebuah kenangan lalu kujadikan gambaran dalam hidup..
Mungkin tak seharusnya cinta yg telah berlalu mash kusimpan jadik sejarah.
Karna selama ini kau masih saja takpernah menganggapku ada dihatimu..

Kangen kanlah wahaiku sayang.
Rindui aku dalam ingatan mu..
Karna saat ini aku berharap kau dapat mengerti tengtang senandu rindu yg ukir lewat kata syairku..

Aku harap hati mampu merasakan.
Karna semakin lama
jiwaku terasa lemah dan tak berdaya...
Lemah atas ketiadaan rasa dihatimu.
Sehingga ku mampu bernafas di dalam satu harapan yg tiada pasti...

Hadirlah sayang.
Walau hanya sekejap mata didalam impianku..
Agar kurasakan damainya bunga bunga tidur malamku..

Mungkin kau takan pernah tau.
Sejujurnya disetiap kegelapan aku selalu menyepi didalam kelamnya
kesunyian
kesendirian
dan juga kesedihan..

Sayang....
Begitu dalam lautan cintamu.
Hingga kau tenggelamkan aku dalam duka dan air mata yg menghanyutkan ku kedalam puing puing cinta yg tiada bermakna..

ingin rasanya cinta yg tlah usai ku rajut kembali.
Tapi apalah daya hatiku terasa lemah untuk ku gapai cintamu kembali..

Sungguh aku rapuh..
Bahkan aku rasa tak ada lagi sinar redup yg dulu pernah menyinari disaat aku masih kau rindukan.

Dan yg kurasa saat ini
hanya sebuah harapan hampa yg membuat jiwaku semakin menjadi rapuh dan terpuruk..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun