Mohon tunggu...
Fajriyatun Nur Affina
Fajriyatun Nur Affina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAK. EKONOMI

nowhere

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Perjuangan dari Seorang Ayah 3 Anak

3 Juni 2022   18:17 Diperbarui: 3 Juni 2022   18:32 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Grettings Comrades! hai hai bertemu lagi dengan saya Fina. pada artikel kali ini saya akan membuat artikel mengenai Cinta pertamaku yaitu Ayah saya. Beliau adalah pahlawan terbaik bagiku, dia adalah sosok yang paling penyabar dan pekerja keras. sekilas kisah beliau sebelum bertemu dengan ibu saya. Beliau adalah anak kedua dari tiga bersaudara. ketika beliau  beranjak dari Sekolah Menengah Pertama beliau mendapatkan kabar bahwa ayahnya meninggal dunia 

karena gigitan ular laut pada saat ayah beliau sedang pulang melaut. perekonomian keluarganya kala itu tidak stabil hingga kakak tertua beliau memutuskan melanjutkan pekerjaan sang ayah. beberapa kali beliau bersikeras untuk ikut bekerja bersama saudaranya. terjadi percekcokan antara ayah saya dengan saudaranya karena keputusan nekat dari ayah saya kala itu, 

demi membantu sang ibunda untuk mencukupi kehidupan bersama maka akhirnya meng iyakan keputusan ayah saya kala itu. namun lambat laun keputusan tersebut adalah menjadi tombak awal kesukesan dari sang adik bungsu beliau. 

setelah menikah beliau memutuskan untuk meninggalkan rumah orang tuanya dan tinggal bersama istrinya atau lebih tepatnya ibu saya. beliau tetap meneruskan pekerjaan menjadi seorang nelayan namun tidak bersama saudara tertuanya melainkan bersama dengan temannya. beliau menetap di beberapa tempat selama beberapa minggu kemudian kembali lagi kerumah selama berbeberapa hari, 

kemudian beliau melaut ditempat yang berbeda lagi, begitupun seterusnya hingga saya lahir di dunia beliau pun mulai bekerja dikawasan tidak jauh dan pulang setiap hari, beliau menjadi seorang nelayan hingga saya berumur sekitar 9 tahunan beliau mulai berganti pekerjaan menjadi tukang kayu. Dikala beliau menjadi tukang kayu tiap kali berkerja jauh, saya dibelikan berbagai boneka barbie dan juga mainan lainnya 

jikalau beliau pulang dari rumah. Senyuman hangat saat sampai didepan pintu rumah dan juga pelukan hangatnya masih saya ingat betul. kala itu masa kecilku terasa menyenangkan berkat kasih sayang kedua orang tua saya.

kesabaran beliau juga terlihat ketika saya melakukan kenakalan beliau dengan sabar mengatakan dan melarang melakukan hal itu lagi. beliau termasuk orang yang pendiam dan juga cenderung tidak menanggapin respon orang lain terhadap beliau. lambat laun ketika saya mulai menginjakkan kaki ke jenjang selanjutnya yaitu Madrasah Tsanawiyah. pada saat itu mulai mengalami banyak pengeluaran karena faktor bertambahnya 

anggota keluarga dan juga faktor mahalnya pembiayaan saya. menyadari hal tersebut beliaupun mulai bekerja lebih keras dan ibu saya mulai membantu untuk meringankan beban ayah saya walaupun tidak bisa membantu banyak, namun hal tersebut cukup membantu melengkapi kebutuhan 3 orang dengan 1 anak kecil. kebutuhan makin membengkak karena kehadiran adik kedua saya. namun yang sangat disyukurin hingga saat ini beliau tetap bisa menafkahin keluarga kecilnya itu. 

namun saat adik kedua saya hadir kesibukan orang tua saya makin terasa hingga saat ini, namun hebatnya beliau masih bisa merawat dan mendidi kami dengan baik, dan tidak saling iri mengiri karena apapun. ayah saya termasuk orang yang cepat sekali tanggap dalam berbagai hal. bahkan beliau bisa mengingat banyak hal  dalam jangka yang lama. beliau juga sering memperbaiki barang yang rusak. 

anggap saja tangan beliau itu terampil. gambaran beliau juga tidak kala indah, beliau pernah membuat sketsa gambaran bunga sakura yang dicat dengan cat air. menurut saya beliau merupakan orang yang terhebat disepanjang hidupku, dia merupakan pahlawan dan cinta pertama seorang anak. berkat kasih  sayang dan restu dari beliau juga saya bisa masuk di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 

tanpa kehadiran beliau saya tidak  akan pernah bisa menuntut ilmu hingga ke jenjang universitas, berkat beliau juga saya bisa belajar berbagai hal dalam kehidupan. kisah hidupnya memang membosankan namun saya mendapatkan banyak  pelajaran hidup yang berarti karena beliau. begitulah kisah dari pahlawan hebat saya. beliau merupakan orang yang tidak pernah putus asa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun