Mohon tunggu...
Fina Nurjannah Umbola
Fina Nurjannah Umbola Mohon Tunggu... -

embun yang menyejukkan, jingga yang menenangkan, segaris merah di Timur pemberi harapan | penulis dan director Film (mimpi besarku) dan selalu berproses

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

‘Menulis’ itu Menumbuhkan

9 April 2013   13:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:28 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Me-nulis, adalah kata yang di tambahkan inbuhan hingga artinyapun menjadi berbeda. Nulis atau tulis, dimana mencoretkan tinta dengan warna apa saja di kertas dengan warna apa saja hingga menjadi sesuatu yang indah atau ‘sedih’. Sedangkan menulis, akhirnya menjadi satu kata kerja dimana telah melakukan kegiatan tulis tersebut. Dan inilah yang saya lakukan, dimana menulis adalah menghasilkan sesuatu yang indah atau yang sedih. Indah untuk terus dikembangkan, dan ‘sedih’untuk terus dijadikan bahan pembelajaran dalam ‘rasa’.

Bercerita tentang ‘menulis’. Waktu saya masih ber- putih biru. Saat saya masih gemar-gemarnya menjacari apa yang saya gemari. Sosok inilah yang mulai menggenalkan saya dengan tulisan dan menulis. Mama... selepas kerja,sesampainya di ruang TV, beliau selalu memberikan aku hadiah, berupa tulisan-tulisan para penulis muda, dimana yang aku ingat saat itu, adalah tulisan dari kenal saudara yang dimana dia juga suka menulis. Hampir setiap hari itu terus berlanjut. Hingaa saya merasa bosan dan mencari sesuatu yang baru, yaitu dengan belajar musik. Akan tetapi, sosok mama tidak pernah menyerah, beliau tetap seperti biasa, memberikan saya tulisan-tulisan itu untuk dibaca dan secara tidak langsung, untuk menginspirasi. Sampai akhirnya, saya lebih serius di musik. Dan kata-kata mama saat itu yang masih saya ingat sampai sekarang ‘bukannya musik tidak baik, tapi dengan gaya hidup adek sekarang, yang lebih banyak manggung malam, mama khawatair, masih banyak potensi dalam diri, coba adek kembangkan menulis’. Kemudian beberapa hari setelahnya, saya di berikan seperangkat komputer untuk wadah saya menulis. Mama tidak tahu saja, saya adalah orang yang suka menulis Diary. Dan akhirnya saya mencoba untuk menulis apa saja yang ingin saya tuliskan, entah itu tentang pertemanan, keluarga, atau apa saja. Dan... mama dan papa adalah pembaca setia tulisan saya waktu itu. Dan juga... sampai sekarang, saya merasakan hebatnya menulis itu, saya bisa men-sejarah-kan cerita masa putih biru,putih abu-abu dan sampai warna-warni. Dan juga men-sejarah-kan indahnya keluarga saya,hebatnya mama papa saya dan kakak-kaka k saya.

Hal lain yang terkait dengan menulis,dimana saya bisa berbagi ‘otak’ dengan kertas script. Itu bukan hal yang mudah jika kita bukanlah ‘penulis’.

Maka, pada akhir tulisan saya ini. Menulis itu adalah dimana kita mencatat sejarah dari diri kita sendiri ataupun apa yang pernah kita tuliskan. Kelak anak cucu kita akan tahu, kalau buyutnya dulu pernah menghasilkan karya yang bisa terus mereka ingat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun