Jangan gantung aku, maa..Mendengar kata gantung, pasti anda sudah punya bayangan tersendiri bukan? entah itu tentang kejelasan suatu hubungan, kejelasan keputusan mengenai sesuatu dan lain sebagainya. Yang pada akhirnya mengundang keganjalan tersendiri bagi salah satu pihak atau keduanya.Nah, begitu halnya dengan balita, di masa golden age-nya, membutuhkan kejelasan atau keputusan sikap tegas dari lingkungan sekitarnya, karena hal ini akan mempengaruhi sikap mental seorang anak kedepannya.
Jika anda pernah melihat seseorang yang bersikap tidak konsisten, bisa jadi karena dampak perlakuan orang tuanya di masa kecilnya. Untuk itu, kita perlu membiasakannya sejak dini agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang unggul di masa yang akan datang.Â
Anak ibarat sebuah tanah liat yang masih lentur, yang bisa dibentuk apa saja, tergantung bagaimana si pengrajin mengolahnya. So, berilah contoh yang baik pada mereka agar dikemudian hari mereka menjadi pribadi yang unggul. Terkadang para orang tua atau orang-orang dewasa yang berada disekitar anak tidak menyadari akan perlakuannya yang kurang baik akan mempengaruhi sikap mental anak. seperti halnya dalam ilustrasi berikut. Andi adalah balita usia 5 tahun, ia tingggal bersama ibunya saja, karena ayahnya pergi bertugas di luar kota. ibunya adalah seorang ibu sosialita yang sibuk dengan gadgetnya sendiri dan setiap andi bertanya tentang suatu hal, ibunya terkadang menjawab dengan mengatakan "nggak tahu ndi,udah deh jangan bawel", namun sesekali ia juga menjawab pertanyaan Andi jika mood nya sedang baik. ilustri sikap ibunya Andi tadi, sangat berbahaya jika terus di biarkan. hal itu bisa menyebabkan prilaku Andi menjadi anak yang acuh, pinplan, pendiam, berontak dan banyak lagi.Â
Berbeda halnya, cerita  pengalaman saya mengasuh anak kaka perempuan saya yang mempunyai anak balita berusia 2 tahun. Izan (nama putra kaka saya) ia (Izan)sudah dibiasakan untuk bersikap jujur dan menerima tindakan jujur.
Suatu ketika ia merengek ketika mengetahui bahwa ibunya pergi ke sekolah, untuk mengatasi rengekannya saya mengiming-imingi untuk mengajaknya untuk melihat bebek dan izan pun setuju, sesampainya di tempat bebek ia tidak menangis sesuai dengan kesepakatan tadi. Nah hikmah yang dapat diambil dari cerita ini adalah, anak kecil adalah manusia yang paling jujur, buat lah kesepakatan dengannya, ajak mereka bernegosiasi jangan gantungkan pertanyaannya,permintaannya berikanlah yang terbaik padanya, jika menolak pun berilah alasan yang baik padanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H