Meskipun mengaku lebih senang menghabiskan waktu dengan rebahan, Jupiw memiliki cita-cita mulia untuk membanggakan kedua orang tuanya. Ketertarikannya pada dunia tulis-menulis bermula sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Awalnya, menulis hanya sebatas coba-coba, tetapi lama-kelamaan menjadi kesenangan yang terus ia tekuni.
Novel pertamanya, Azzamine, berhasil mengangkat namanya sebagai seorang penulis muda berbakat. Ia berharap dapat terus berkarya dan tidak berhenti di karya ini saja. Kesuksesan Azzamine juga tidak lepas dari peran media sosial, di mana ceritanya menjadi viral dan menarik perhatian banyak pembaca.
Novel bertemakan konflik antara hubungan masa lalu dan perjodohan yang baru memperlihatkan dinamika emosi yang mendalam. Hal tersebut menjadikan novel ini memilki beberapa kelebihan mengenai Karakter yang hidup: Penulis berhasil menciptakan karakter yang kuat, terutama Azzam dengan kesempurnaannya yang realistis dan Jasmine dengan perjuangan emosionalnya. Alur cerita romantis namun penuh makna: Menggabungkan elemen cinta dengan nilai-nilai religius, membuat novel ini tidak sekadar drama romansa. Kesan moral yang relevan: Mengajarkan pembaca tentang pentingnya menerima diri sendiri, mencari kebahagiaan sejati, dan memperjuangkan cinta yang bermakna.
Interaksi antara Azzam dan Jasmine yang penuh kontras memberikan warna yang menyegarkan. Jasmine dengan sifatnya yang ceria dan pecicilan membawa humor ke dalam cerita, sedangkan Azzam menjadi simbol ketenangan dan prinsip. Hubungan mereka mencerminkan konflik antara spontanitas dan kedewasaan, yang membuat pembaca terus penasaran akan kelanjutan cerita. Hal tersebut juga menjadi daya tarik alur dari novel Azzamine
Namun terdapat beberapa kekurangan dari novel Azzamine yaitu pada Pengembangan karakter Jasmine kurang mendalam. Beberapa pembaca mungkin menginginkan eksplorasi lebih jauh mengenai perubahan Jasmine dari tomboy menjadi sosok yang lebih matang. Penulis kurang riset tentang ta'aruf: kurangnya riset yang tentang ta'aruf yang sesuai dengan ajaran islam menjadikan para pembaca ragu, dan menjadi salah artian.
Interaksi antara Azzam dan Jasmine yang penuh kontras memberikan warna yang menyegarkan. Jasmine dengan sifatnya yang ceria dan pecicilan membawa humor ke dalam cerita, sedangkan Azzam menjadi simbol ketenangan dan prinsip. Hubungan mereka mencerminkan konflik antara spontanitas dan kedewasaan, yang membuat pembaca terus penasaran akan kelanjutan cerita.
Novel Azzamine merupakan novel alih wahana dari alternative universe (AU). Penulis yang menggunakan sosok Na Jaemin, salah satu anggota boy group NCT. Selain itu novel Azzamine tidak hanya menawarkan cerita yang menggugah, tetapi juga menyelami tema-tema spiritual yang sering kali sulit dieksplorasi dalam fiksi. Jika kalian suka dengan tema tersebut, buku ini cocok untuk dijadikan teman santai untuk mengisi waktu luang.
Novel ini tetap layak dibaca, terutama bagi mereka yang ingin menyelami dinamika cinta antara dua dunia yang kontras. Dengan catatan kritis, pembaca juga dapat memetik pelajaran tentang pentingnya menjaga prinsip dalam menjalani hubungan.
Novel ini mengingatkan kita bahwa cinta tidak hanya tentang perasaan, tetapi juga tentang bagaimana dua individu belajar memahami dan menghormati prinsip hidup satu sama lain. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Azzamine dapat menjadi bahan diskusi yang menarik bagi pembaca yang tertarik dengan perpaduan antara fiksi dan nilai-nilai agama.a
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H