Mohon tunggu...
FINANDA ALIZA
FINANDA ALIZA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Saya adalah mahasiswa undergraduate jurusan psikologi di Universitas Pendidikan Indonesia. Saya memiliki antuasiasme kuat terhadap psikologi klinis dan psikologi industri dan organisasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cegah Stunting dengan Jajanan Sehat: Ajarkan Anak tentang Bahaya Jajanan Tidak Sehat Sejak Dini

6 September 2023   15:00 Diperbarui: 6 September 2023   15:04 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: PDD KKN UPI Mustikasari

Stunting masih menjadi fenomena yang terus mendapatkan perhatian dari banyak khalayak. Dilansir dari BKKBN, Jawa Barat pada tahun 2021 memiliki persentase 7,3% balita yang mengalami stunting dengan jumlah 206.514 balita. Lalu, apakah itu stunting? 

Stunting merupakan terhambatnya pertumbuhan anak yang disebabkan oleh kurangnya gizi. Stunting dapat dicirikan pada bentuk tubuh anak yang lebih pendek dari usia rata-ratanya, berat badan rendah, mudah sakit, gangguan bicara dan kesulitan belajar. Beberapa faktor menjadi penyebab terjadinya stunting pada anak yaitu ekonomi keluarga, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai gizi dan konsumsi jajan tidak sehat. 

Perubahan anak dari TK ke SD merupakan tahap dimana anak mulai membangun kemandirian dalam hidupnya. Tidak seperti ketika di taman kanak-kanak, orang tua mulai melepas anak untuk beraktivitas di sekolah. Pada tahap ini anak mulai mengenal banyak hal-hal baru yang salah satunya adalah jajan di sekolah. Pada tahap ini pula orang tua harus tetap was-was karena banyak jajanan sekolah yang berdampak buruk bagi anak. Jajan tidak sehat berdampak pada kemunculan berbagai penyakit seperti kerusakan organ, gigi, diabetes, dan masalah gizi yang dapat berujung pada stunting. 

Jajanan tidak sehat merupakan jajanan yang tidak mengandung gizi yang seimbang, bersih, higienis dan mengandung zat berbahaya. Mudah sekali untuk mencirikan jajanan yang tidak sehat yaitu berwarna mencolok, terlalu berminyak, terlalu berbumbu, kondisi lapak atau gerobak jajanan tidak bersih, mengandung banyak gula dan menggunakan tempat makanan yang tidak foodgrade. 

Mengikuti hal tersebut, Bahan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengusung kerjasama dengan perguruan tinggi dengan membuat program Si Penting (Mahasiswa Peduli Stunting) melalui KKN tematik. Salah satu bentuk dari implementasi cegah stunting yang dilakukan mahasiswa yang melaksanakan KKN adalah sosialisasi ke sekolah-sekolah dasar di berbagai daerah di Jawa Barat salah satunya SDN 3 Mustikasari, Kelurahan Mustikasari, Kota Bekasi. Sosialisasi dilaksanakan selama 4 hari kepada murid kelas 1 dan kelas 2. Rangkaian dari sosialisasi mulai dari sosialisasi makanan bergizi, dampak dan contoh jajanan tidak sehat dan sesi bermain. 

Ketika ditanya mengenai apakah mereka suka jajan dengan memberikan contoh jajanan tidak sehat, masih banyak murid yang angkat tangan. Namun, ada beberapa murid yang dilarang untuk jajan di sekolah. "Aku gak dikasih jajan, aku bawa bekal. Nggak boleh jajan sama bunda" Ucap salah satu murid kelas 1. "Kalau istirahat aku jajan es sama telor gulung" Ucap salah satu murid kelas 2. Pertumbuhan dan gizi anak usia dini bergantung pada orang tua. Maka dari itu, orang tua harus mengawasi jajanan yang dibeli anak di sekolah. Lagipula, tidak ada salahnya anak jajan di sekolah, hanya saja jangan dibiarkan terlalu sering dan perhatikan jumlahnya guna mencegah anak dari berbagai penyakit dan stunting

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun